Hobi memang tak bisa ditawar-tawar. Apapun rela dilakukan untuk bisa memenuhi hasratnya. Seperti yang dilakukan oleh Noveri, salah satu pemilik hobi memelihara berbagai jenis burung.
BAGI sebagian orang, hobi sangat sulit untuk ditinggalkan. Apalagi, hobi tersebut terkadang mendatangkan rezeki. Seperti yang dirasakan Noveri, warga Perumahan Puri Arza I, RT 30, Kelurahan Jambi Luar Kota, Kecamatan Mandalo Darat, Kabupaten Muarojambi.
Dia menernak aneka jenis burung. Ini menjadi jalur sukses bagi laki-laki berusia 27 tahun ini. Adapun jenis burung yang dipelihara lelaki kelahiran Desa Junun, Kabupaten Kerinci ini adalah Burung Loverbird, Burung Kunyit, Kutilang, Kacer, Murai Batu, Nuri Pelangi dan berbagai jenis burung lainnya.
Ayah satu anak ii awalnya melakukan penangkaran ternak burung yang digelutinya secara serius. “Dari SD saya sudah suka memikat burung di kampung, mulai memelihara burung di samping rumah sekitar satu tahun yang lalu,” ujar Noveri saat Jambi Ekspres berkunjung kerumahnya, Senin (7/4).
--batas--
Dengan hobinya itu, membuat Guru MAN 3 Kota Jambi ini mengeluarkan kocek Rp 30 juta untuk pembelian burung dan pembuatan kandangnya. “Harga Loverbird paling mahal sekitar Rp 1, 8 juta sampai Rp 2 juta untuk satu pasang. Kalau untuk harga Kacer ada yang Rp 800 ribu sampai dengan Rp 1, 2 juta. Kalau burung tersebut sudah bisa bunyi, tapi kalau belum bisa atau masih kecil sekitar Rp 400 ribu. Sementara harga Murai Batu bisa mencapai Rp 4 juta,” katanya
Mantan Mahsiswa Unja Jurusan Fisika ini juga mengatakan, bahwa perawatan burung yang masuk jenis paruh bengkok ini tidak terlalu sulit. Cukup dibersihkan kandang setiap pagi dan diberikan makanan tambahan seperti sayuran dan jagung muda Lovebird akan tetap sehat dan berreproduksi dengan normal. “Jumlah semua burung yang saya pelihara sebanyak 30 burung, kalau Burung lovebird ini aslinya dari Afrika, tapi sebagian burung yang saya pelihara dibeli dari Payahkumbuh, Jakarta dan solo,” ungkapnya.
Sementara itu, selain memelihara burung, dia juga bisa mengobati burung yang sakit. “Kalau kita pencinta burung tidak bisa mengobati burung yang sakit, bisa habis burung yang kita pelihara. Selain mengobati burung yang saya pelihara, sebagian warga ada juga yang datang untuk mengobati burung pelihara mereka yang sedang sakit, kalau untuk obat kita racik sendiri,” ungkapnya.
Namun untuk satu bulan lelaki kelahiran 9 November 1987 bisa menghabiskan uang sekitar Rp 500 ribu untuk membeli makanan burung peliharaanya. “Saya hanya menyalurkan hobi saja, tapi kalau ada kawan kerja saya yang berminat untuk membeli, saya jual tapi cuma untuk anaknya saja,” sebutnya. (*)
Penulis: DEDI AGUSPRIADI, Jambi Ekspres