iklan OBJEK WISATA: Terlihat pemandangan bukit belerang di Gunung Raya dari kejauhan.
OBJEK WISATA: Terlihat pemandangan bukit belerang di Gunung Raya dari kejauhan.
Mungkin banyak yang tidak tahu dengan Bukit Belerang atau Gunung Kunyit di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Padahal jika diberdayakan Bukit Belerang atau Gunung Kunyit tersebut berpotensi sebagai objek wisata.

BUKIT Belerang di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci merupakan gunung berapi kedua di Kabupaten Kerinci setelah Gunung Kerinci. Bukit Belerang atau Gunung Kunyit ini adalah salah satu destinasi baru bagi dunia Pariwisata Kerinci yang potensial untuk dikembangkan menjadi wahana wisata petualangan.

Gunung Kunyit yang berlokasi di Desa Talang Kemuning, Kecamatan Gunung Raya tersebut sebenarnya merupakan kelompok pegunungan yang terdiri atas bukit-bukit belerang. Perbukitan tersebut dianggap masyarakat setempat tidak sebatas bukit atau gunung yang unik dan indah.

Karena perbukitan tersebut adalah gunung berapi, meski terbilang sudah tidak aktif dan tidak berpotensi meletus. Menurut legenda dan mitos masyarakat setempat memiliki profil yang menarik, karena gunung itu sejak dulu hingga kini sering dijadikan tempat bertapa bagi para penuntut ilmu supranatural.

Perbukitan itu oleh masyarakat setempat dikenal dengan Gunung Kunyit karena warna belerang yang kuning seperti kunyit ditambah aroma bau belerangnya yang menyengat juga seperti kunyit.

“Menurut mitos masyarakat setempat, kondisi tersebut berhubungan dengan anggapan tempat itu adalah tempat memasak ilmu kebatinan,” ujar Sopa, aktivis pencinta alam Kerinci.
--batas--
Uniknya, di atas salah satu puncak bukit tersebut ditemukan keberadaan sebuah taman alam yang unik. Taman tersebut tertata dengan sendirinya dari pohon-pohon dan tanaman pegunungan di situ.

Di tengah-tengah taman tersebut terdapat sebongkah batu besar menyerupai altar yang oleh masyarakat disebut mahligai yang menjadi tempat bertapa.

“Taman itulah yang disebut masyarakat sebagai taman bidadari di gunung. Selama ini taman itu menjadi daya tarik wisatawan atau petualang yang membuat mereka tertarik mendaki pegunungan meski jalurnya terbilang berat,” ujarnya.

Kisah mistik gunung itu bertambah ketika pada 2009 sebuah helikopter milik ilmuwan Eropa yang ingin meneliti keberadaan dan potensi tersangkut sampai enam jam di salah satu puncaknya yakni Puncak Nenek Muning. Heli tersebut tidak bisa lepas landas.

“Anehnya lagi di atas perbukitan yang umumnya adalah bebatuan belerang yang gersang berwarna kuning dan mengeluarkan asap itu tumbuh liar tanaman hutan. Salak-salak liar itu buahnya sangat manis melebihi manisnya gula,” pungkasnya. (*)

penulis : DIPAR KUSMI, Jambi Ekspres


Berita Terkait



add images