MADUAMO merupakan salah satu bagian tari asyek yang berasal dari Kerinci. Tarian ini sudah tumbuh sejak zaman purba, saat nenek moyang Suku Kerinci menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Bagaimana tarian tersebut?
TARIAN ini merupakan sebuah tradisi megalitik yang masih menganut kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang masyarakat pada masa prasejarah.
Ritual Asyek pada masa lampau berlangsung selama satu minggu. Berbagai persiapan dilakukan oleh Bilan Salih atau orang pintar, orang yang berobat (keluarganya).
Iskandar Zakaria yang merupakan salah satu pemain dalam tari Maduamo dan juga budayawan yang berasal dari Kerinci mengatakan bahwa sebelum melakukan tarian ini peserta harus melakukan upacara terlebih dahulu atau nyaho.
‘‘Nyaho merupakan kata seru, untuk memanggil roh-roh nenek moyang, yang bertujuan untuk sukses dan tantangan yang berbahaya supaya menjadi sukses,’‘ ujar Iskandar Zakaria.
Budayawan asal Kerinci ini juga menambahkan setelah melakukan upacara atau nyaho, maka ro-roh nenek moyang akan memasuki sukma pengunjung atau orang yang berobat. ’‘Pada saat roh nenek moyang memasuki jiwa maka tubuh akan menjadi ringan mereka dapat menari di atas pecahan kaca, piring, keramik dan menghadapi benda tajam lainya,’‘ katanya.
--batas--
Hilman (50) salah satu pemain tari Maduamo menyebutkan untuk memperagakan tarian ini untuk jumlah peserta sebenarnya tidak terbatas, tapi yang sering dimainkan sekitar enam orang.
‘‘Peserta yang akan memperagakan tarian ini tidak terbatas sama sekali dan untuk waktu pergelaran sesuai dengan permintaan,’‘ sebut Hilman saat diwawancarai Jambi Ekspres di Pergelaran Tradisi Lisan Melayu Jambi, di halaman Kantor Bahasa Provsini Jambi.
Selain ditampilkan pada acara Festival Budaya, tarian ini juga selalu ditampilkan pada acara Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK). ’‘Tarian Maduamo ini selalu di tampilkan pada acara pembukaan FMPDK yang diadakan setahun sekali oleh Pemkab Kerinci,’‘ sebutnya.
Namun baru-baru ini tari Maduamo juga ditampilkan pada acara Pergelaran Tradisi Lisan Melayu Jambi, di halaman Kantor Bahasa Provsini Jambi, pada penampilan tari Maduamo, membuat para pengunjung yang menyaksikan terpukau dan berteriak dengan penampilan tari ini.
Guru SMP 7 Sungai Penuh ini juga menyebutkan penampilannya bukan hanya di Provinsi Jambi saja, tetapi sudah keliling Indonesia, bahkan sudah pernah tampil diluar negeri.’‘Kita sudah tampil di Malaysia dan Singapura,’‘ katanya.
Walaupun tari ini dibilang agak menantang dan berbahaya namun sampai saat ini generasi muda Kerinci sudah ada yang mempelajarinya. ’‘Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada generasi penerus,’‘ tandasnya. (*)
Penulis : DEDI AGUSPRIADI , Jambi Ekspres