iklan
Virus Mers menjadi salah satu momok menakutkan untuk jamaah yang akan berangkat umroh maupun haji. Untuk mengantisipasi hal ini, vaksin terus diberikan kepada calon jamaah yang akan berangkat.

“Sebelum berangkat haji atau umroh, arahan dari pengwas kesehatan harus dipatuhi. Misalnya harus vaksin meningitis, vaksin influenza, vitamin dan asupan yang cukup,” jelas Kepala Kanwil Kemenang Provinsi Jambi Mahbub Daryanto.

Dia menerangkan, petugas kesehatan tentunya sudah mengantisipasi virus ini menyerang jamaah asal Jambi.  “Seperti dulu kan ada virus maningitis, kan ada obatnya langsung. Untuk virus MERS ini kan para ahli masih mencari obatnya,” ujarnya.

Dia menerangkan, virus ini memang cukup membahayakan keselamatan penderitanya. Menurutnya, dari 10 orang yang terserang, 90 persen tak akan bisa dibantu lagi. “Kalau diserang tak bisa diantisipasi lagi. Makanya, virus itu kan harus cepat diantisipasi, kalau badan tak enak langsung periksa,” imbuhnya.

Pemberian vaksin kepada calon jamaah, katanya, adalah sesuatu keharusan yang wajib dilaksanakan. Ini untuk menjaga kondisi badan dari calon jmaah haji yang ada di tanah suci dan menjalankan ibadah nantinya. “Vaksin tetap dilaksanakan, meningitis, influenza juga, karena Mers ini vaksinya belum ada, masih dicari. Virus ini masih baru dan sedang diteliti untuk mencari vaksinnya. Makanya kondisi badan kita harus dijaga selama ibadah,” cetusnya.

Ditanya, kenapa tak dilakukan penyetopan sementara jamaah yang diberangkatkan ke tanah suci? Dia mengatakan, pihaknya tak bisa melarang jmaah untuk berangkat. Lagi pula, menurut dia, pemerintah pusat  sendiri tak memberikan larangkan jmaah untuk berangkat.

“Larangan dari pemerintah untuk menjalankan umroh dan haji sampai saat ini tidak ada, walau virus itu sudah merebak di tanah suci ya belum ada larangan,” sebutnya.

Diterangkannya, jangan terlalu khawatir dengan virus ini dan kepada jamaah yang berangkat ke tanah suci. Sebab, Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) dari ibadah haji sendiri sudah dirubah menjadi lebih baik.

“Kalau haji, tahun ini kan berubah standarnya. Untuk 450 orang dalam 1 kloter ada dokter, perawat, paramedis dua orang ditambah petugas lain. Kalau  ONH Plus, setiap 50 jamaah harus ada dokter 1 orang, itu SOP mulai tahun lalu. Yang jelas ikuti saja aturannya, lalu umroh juga sudah diawasi ketat oleh pemerintah Arab Saudi,” pungkasnya.


Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images