AKAN terus memajukan dunia pendidikan adalah tekad dari Mulyani Wahyuni. Oleh karenanya, sejak meniti pendidikan dasar, dara kelahiran 28 September 1992 ini ingin menjadi Kepala Sekolah. Tujuannya hanya satu, memajukan pendidikan dengan memberikan pendidikan kepada siswa yang ada di Provinsi Jambi khususnya.
Untuk mencapai keinginannya itu, saat ini, dia mengambil bidang keguruan dan ilmu pendidikan program study bahasa Indonesia di salah satu Universitas swasta di Kota Jambi. Putri sulung dari pasangan Abdul Muis dan Nurmiyati ini saat ini sudah di semester 6. “Saya yakin mampu mencapai cita-cita untuk menjadi Kepala Sekolah. Tentunya Kepala Sekolah yang bermamfaat bagi semua orang” katanya.
Mulyani mengaku untuk biaya perkulaiahan, dia tak membebankan biaya sepenuhnya kepada orang tuanya. Selain kuliah, dia mengaku bekerja sampingan sebagai seorang Sales Promotion Girl (SPG). “Biasanya event-event besar yang diselenggarakan di Kota Jambi. Itung-itung bantu orang tua,” akunya.
Dia mengaku, jika harus memilih jadwal untuk bekerja sebagai SPG dibandingkan waktu untuk perkuliahan, dia akan memilih waktunya untuk kuliah. “Kalau ada tawaran jadi SPG tapi saat itu jadwal kuliah lagi padat ya saya tolak tawaran SPG. Meskipun dengan imbalan yang besar. Kalau saya focus jadi SPG gimana saya mau jadi Kepala Sekolah,” ujarnya. (sumber: jambi ekspres)
Untuk mencapai keinginannya itu, saat ini, dia mengambil bidang keguruan dan ilmu pendidikan program study bahasa Indonesia di salah satu Universitas swasta di Kota Jambi. Putri sulung dari pasangan Abdul Muis dan Nurmiyati ini saat ini sudah di semester 6. “Saya yakin mampu mencapai cita-cita untuk menjadi Kepala Sekolah. Tentunya Kepala Sekolah yang bermamfaat bagi semua orang” katanya.
Mulyani mengaku untuk biaya perkulaiahan, dia tak membebankan biaya sepenuhnya kepada orang tuanya. Selain kuliah, dia mengaku bekerja sampingan sebagai seorang Sales Promotion Girl (SPG). “Biasanya event-event besar yang diselenggarakan di Kota Jambi. Itung-itung bantu orang tua,” akunya.
Dia mengaku, jika harus memilih jadwal untuk bekerja sebagai SPG dibandingkan waktu untuk perkuliahan, dia akan memilih waktunya untuk kuliah. “Kalau ada tawaran jadi SPG tapi saat itu jadwal kuliah lagi padat ya saya tolak tawaran SPG. Meskipun dengan imbalan yang besar. Kalau saya focus jadi SPG gimana saya mau jadi Kepala Sekolah,” ujarnya. (sumber: jambi ekspres)
