iklan ADEGAN: Aktris Prisia Nasution saat pengambilan adegan film Anak Rimba di pasar baru Bangko, kemarin.
ADEGAN: Aktris Prisia Nasution saat pengambilan adegan film Anak Rimba di pasar baru Bangko, kemarin.
SUKU Anak Dalam (SAD) alias ‘Anak Rimba’ yang banyak bermukim di Kabupaten Merangin dan sekitarnya, akhirnya diangkat ke layar lebar. Tak tanggung-tanggung, suting film yang diberi judul Anak Rimba itu pun mengambil tempat di Bangko, Merangin.

Lingkungan pasar Baru Bangko sontak menjadi perhatian banyak warga Merangin Kamis kemarin (20/6). Pasalnya, suting film Anak Rimba yang disutradarai oleh sutradara kawakan Mira Lesmana, mulai diambil  adegan demi adegan di pasar tersebut.

Film layar lebar ini, menggambarkan tentang perjuangan seorang pemerhati lingkungan hidup, Butet dalam suka dukanya memberikan pendidikan kepada anak rimba di bukit 12.

Butet yang menjadi isnpirasi dalam film ini saat dikonfrimasi di sela aktivitas shootingnya mengatakan, film layar lebar pertama yang dibuat di Kabupaten Merangin ini diangkat dari buku yang dituliskannya sendiri sejak hampir enam tahun yang lalu dengan judul “Sokola Rimba”.

“Ya film ini menggambarkan tentang anak rimba, yang isinya menggambarkan perjuangan saya mengenalkan pendidikan dan dunia modern kepada anak – anak rimba, khususnya yang ada di bukit 12 sejak beberapa tahun yang lalu,” ungkapnya.


Perjuangan memperkenalkan pendidikan dan dunia luar tersebut lanjutnya, seperti mengajar anak – anak rimba membaca dan menulis, memperkenalkan mereka tentang pemanfaatan tekhnologi dan informasi yang sudah canggih saat ini, dan juga tentang dunia pemerintahan.


“Seperti mengajarkan mereka membaca dan menulis, mengenal tekhnologi informasi, dan bahkan tentang system pemerintahan, sepreti Presiden, Bupati, Camat dan sebagainya,” kata Butet.


Sedikit dijelaskannya, film yang diangkat oleh Mira Lesmana yang notabenenenye merupakan sutradara film Laskar Pelangi ini, diperankan oleh aktris terbaik FFI 2011 Prisca Nasution, yang juga pernah bermain dalam film Sang Penari dan serial FTV Laskar Pelangi, sebagai figir Butet.


Film tersebut diawali dari perjalan dirinya melakukan persiapan sebelum mengunjungi Bukit Dua Belas untuk melakukan penelitian.


“Dalam adegan selanjutnya kita akan ke bukit Dua Belas, disana nanti inti dari cerita film ini, dimana suka dan dukanya peran saya berjuang mengenalkan pendidikan dan dunia luar terhadap anak – anak rimba,” katanya.


Adegan pembuatan film layar lebar yang dinilai bisa mengangkat nama Kabupaten Merangin di kancah internasional ini, akan dilakukan proses pembuatannya hampir satu pekan kedepan, dan tak terkecuali akan disorot pembuatannya di salah satu tempat pariwisata di Kabupaten Merangin.


Dia menambahkan, selain menggambarkan suka duka dirinya dalam film tersebut, juga akan dibumbui oleh peran ketertarikan orang luar untuk meneliti kebudayaan SAD, akan datang seorang doktor dari swedia menacari dirinya untuk menyelemi budaya dan adat SAD.


“Selain menggambarkan suka duka saya didalam filem ini, ada juga nanti dibumbui oleh ketertarikan oran luar untuk mempelajari budaya SAD, akan ada juga nilai budaya yang harus diselami oleh warga Merangin sendiri, pasalnya orang luar saja tertarik kenapa penduduk asli tidak?,” pungkasnya. (penulis: Munasdi Ahmad, Merangin)

Berita Terkait



add images