iklan Caurinus tlagu | Sikes DS / Stockbridge J
Caurinus tlagu | Sikes DS / Stockbridge J
Ternyata, media sosial juga berguna dalam taksonomi. Lalat kalajengking baru berhasil ditemukan dengan bantuan Facebook. Derek Sikes dan Jil Stockbridge, ilmuwan dari University of Alaska Frairbanks menemukan jenis baru lalat kalajengking. Spesies itu bukan hanya unik karena cirinya tetapi juga karena proses penemuannya.

Spesies yang ditemukan diberi nama Caurinus tlagu. Lalat kalajengking ini ditemukan termasuk dalam ordo Mecoptera, mencakup lalat kalajengking, lalat kalajengking salju dan hanging fly. Paper penemuan lalat kalajengking baru ini dimuat dalam jurnal Zookeys.

Menceritakan proses penemuan lalat kalajengking itu, Stockbridge mengatakan, "Kami memroses ribuan spesimen serangga dari Alaska ke koleksi kami di Museum Univerity of Alaska setiap tahun jadi jarang sekali ada sesuatu yang harus kami amati dengan detail."

Saat menemukan lalat kalajengking baru ini, Stockbridge mengatakan, "saya mnghubungi Derek, kurator serangga di museum itu, membawanya ke laboratorium dan bertanya kepadanya jenis serangga apa yang ditemukan. Namun dia malah bahkan tak tahu ordonya."

Akhirnya foto-foto spesimen tersebut di-posting ke Facebook untuk meminta pendapat beebrapa pakar serangga lain. Saking aneh dan tak biasanya serangga yang ditemukan ini, tak mengejutkan bila banyak pakar serangga pun salah dalam mengidentifikasinya.

Satu pakar serangga, Michael Ivie dari Montana State University kemudian mengenalnya sebagai anggota dari henus Caurinus. Mulanya, Caurinus hanya beranggotakan satu spesies. Spesies yang sudah ditemukan berasal dari wilayah Washington dan Oregon.

Dikutip Physorg, Kamis (11/7/2013), berdasarkan riset Sikes mengatakan bahwa spesies ini merupakan anggota kedua dari genus Caurinus tersebut. "Kami senang karena berdasarkan bukti fosil, kedua spesies itu berasal dari grup yang mungkin berasal dari masa 145 juta tahun lalu, zaman Jurrasic," kata Sikes.

Lalat kalajengking baru ini berukuran sangat kecil, cuma 2 milimeter. Ilmuwan mengatakan bahwa spesies serangga ini memakan lumut hati. Menurut ilmuwan, spesies ini bisa memberi petunjuk tentang evolusi jenis lalat dan kutu.


sumber : sains.kompas.com

Berita Terkait



add images