SEORANG petani biasa, dengan usahanya yang giat mampu memberdayakan petani asal Sumatera Barat dengan mendirikan lebih dari 580 Lembaga Keuangan Mikro. Dia adalah Masril Koto, lelaki yang menularkan semangatnya lewat seminar yang ia berikan di Jambi
NAMA Masril Koto mungkin bukanlah nama yang asing dimata para petani. Lelaki berkulit sawo matang ini disebut-sebut sebagai pahlawan sekaligus aktifis bagi petani. Kemarin (30/7), lelaki berdarah minang ini berkesempatan untuk memberikan pelatihan kepada para petani dan pelaku UKM yang datang dalam kegiatan pelatihan lembaga keuangan mikro dan sosialisasi KKPE/kur sektor perikanan yang diselenggakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
Sekilas ia terlihat biasa saja. Namun setelah berdiri di atas panggung, lelaki yang akrab disapa Maih ini mampu membakar semangat para pelaku ukm yang ada diaula.
Meski judulnya pelatihan,namun tak ada sedikitpun materi yang diceritakan kepada para peserta yang hadir. Selidik punya selidik, ternyata lelaki kelahiran 13 Mei 1974 ini menggunakan metode yang sama dalam memberikan pelatihan kepada para petani yakni tidak dengan materi namum memberikan motivasi serta menyelipkan kalimat provokasi kepada para petani.
"Mereka itu tidak terlalu membutuhkan materi. Namun yang mereka butuhkan adalah semangat untuk lebih memprovokasi mereka agar semangatnya ada," terangnya.
Ia bercerita tentang awal mula mendirikan lembaga keuangan mikro. Awalnya pada tahun 2000, Masrill yang memang suka bersosialisasi ini kerap bergabung dari satu kumpulan kelompok petani ke kelompok petani lainnya. Di sanalah ia mulai bergerak. Sebagai permulaan ia membangun lembaga keuangan mikro. Hal ini dikarenakan perbankan tak bisa maksimal masuk ke sektor pertanian.
‘’Bermodal Rp 15 juta Kita coba kembangkan menjadi besar. Yang jelas, ini lembaga bisnis profesional namun bisa dimanfaatkan untuk sosial. Bedanya lembaga keuangan mikro. Lembaga ini juga merupakan alat mengoerganisir ekonomi serta edukasi,’’ ujarnya.
Usahanya sudah mulai terlihat gemilang sejak tahun 2005. Ia mengakui sempat mendapat cemoohan dari masyarakat. Bahkan hingga usaha tersebut dibangun ia sempat mengalami kehancuran dari sisi pengurus. "Namun dari segala yang rusak itu kita belajar," terangnya.
kini ia telah berhasil membangun 580 lembaga keuangan mikro agribisnis yang didirikan secara mandiri di Sumatera Barat dengan penghasilan milyaran rupiah perbulan. Saking tenarnya, usaha mikro yang ia dirikan ini diadopsi oleh lembaga yang ada di Brazil.
Lelaki yang mengaku hanya mengneyam bangku pendidikan hingga kelas 4 SD ini merupakan dosen luar biasa pada program doktor (Strata 3) di Univeritas Indonesia dan mengisi beebrapa mata kuliah di erbagai universitas.
Ia mengharapkan dari pendidikan tinggi ikut mengambil peran tentang pertumbuhan masalah pertanian di Indonesia. "Potensi yang kita miliki ini sangat besar. Namun butuh pengelolaan yang baik juga. Sehingga diharapkan dari pihak universitas mampu membantu dalam hal pengelolaan potensi yang ada," terang perempuan tandasnya.
penulis : YUNITA SARI SEMBIRING/JE