Menjadi seorang seniman bukan hanya mampu menciptakan berbagai macam karya. Namun juga harus mampu melahirkan generasi penerusnya. Seperti halnya Fauzi Z (60), seniman asal Jambi ini.
Terik siang dan keadaan lelah sehabis mudik lebaran, tak mengurangi keramahan Fauzi Z (60) menerima kunjungan harian ini, kemarin (13/8). Dijumpai di sanggar yang berada tepat dibelakang kediamannya, di jalan Arief Rahman Hakim, Lorong Citra RT 34, nomor 6, Kecamatan Telanaipura harian ini bercengkerama dengan seniman yang sudah sangat dikenal oleh para pecinta seni, budayawan dan juga masyarakat Jambi ini.
Sanggar seni Tanah Pilih yang didirikannya sejak tahun 1984 ini merupakan tempat belajar tekhnik seni lukis yang terbuka bagi siapa saja. Di ruangan berukuan 6x8 meter tersebut terpajang sekitar 60 lukisan karya dari para anak didik lelaki yang akrab disapa ‘Pakwo’ ini.
Maka dari itu, tak jarang sanggar miliknya menjadi sasaran belanja bagi para pecinta seni lukis yang berasal dari Jambi maupun luar daerah.
Sanggar seni tanah pilih merupakan tempat lahirnyabanyak seniman muda. Diruangan ini biasanya mereka berkumpul menyalurkan bakat mereka dengan pensil dan kuas diatas kanvas. “Bahkan kalau lelaki yang muda-muda sering sampai menginap disini sambil melukis. Tempat ini sudah seperti rumah sendiri,”ungkapnya disela percakapan.
Awal didirikan sanggar ini dulu masih sangat minim pendidikan informal terutama mengenai kesenian di bidang lukis. Lebih jauh, ia ingin ingin lebih memperkenalkan lagi negeri Jambi di mata nasional maupun dunia. Bagaimanapun, suatu daerah dikenal salah satunya dari kebudayan dan karya seninya . “Disini kita sama-sama belajar, selain dapat mencerdaskan bangsa namun juga masyarakat tidak melupakan jatidiri dan kebudayaan. Di Jambi perkembangan seni lebih ke tari. Maka dari itu saya ingin lebih mengembangkan kesenian lain selain tari,” terangnya.
Mengenai dirinya, Bakat lukis memang sudah dimiliki sejak duduk di bangku SMP oleh lelaki kelahiran Bajubang 27 November 1953 ini. dari bakat yang ia punya, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMKI Padang. “Dulu sempat ingin masuk ke SPG. Namun karna tidak memenuhi persyaratan akhirnya saya memilih untuk sekolah di SMKI,” terangnya.
Setamatnya dari sana ia memilih untuk melanjutkan pendidika tinggi di STSRI ASRI yang sekarang lebih dikenal dengan ISI Yogyakarta dengan jurusan ilustrasi grafis. Setamat kuliah ia sempat beberapa waktu di Jakarta. Namun melihat potensi yang ada di jambi begitu besar hanya saja tak ada penggerak yang dikenal, Sehingga ia memutuskan untuk kembali ketanah kelahiran dengan menjadi guru di berbagai sekolah mulai dari SD, SMP, SM dan umum.
Lelaki yang juga merupakan curator di Jambi ini sudah melahirkan banyak seniman baru di jambi. dari tangannya sendiri, sudah menciptakan lebih dari 900 karya seni lukis yang layak pajang. tak jarang galerinya menjadi sasaran belanja bagi para pecinta seni lukis baik dari jambi maupun lear daerah.
Ia juga turut mengantarkan nama jambi kegerbang nasional. Tak terhitung sudah penghargaan yang diterimanya maupun anak didiknya. Salah satunya yakni menjadi juara 1 desain batik seindonesia di bali pada tahun 2010.
Karya-karyanya pun juga sering diikutkan di berbagai even yang ada di seluruh Indonesia. bahkan beberapa Negara didunia seperti jepang, india, Malaysia. “Kalau di Indonesia mungkin hanya pappua yang belum pernah saya ikut sertakan,” paparnya.
Harapannya kedepannya ada generasi penerus terutama dari generasi muda. Ia juga terus mendorong agar di dijambi segera didirikan jurusan jurusan seni. “Gubernur sudah menyambut denganbaik usulan tersebut, namun masih butuh banyak persiapan. harapannya dalam waktu dekat di jambi akan muncul sekolah yang mengajarkan ilmu seni,” tandasnya. (*)
Penulis : YUNITA SARI SEMBIRING/JE