BANYAK pemuda yang masih peduli dengan budaya nenek moyangnya. 45 pemuda dari Dusun Sarolangun merupakan salah satu contohnya. Di tengah terik, mereka yang tegabung dalam tim Buaya Merang terus bersemangat memacu perahu dalam lomba pacu perahu
Panas terik siang kemarin tampaknya tak lagi dihiraukan oleh para peserta pacu perahu di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Sarolangun. Apalagi riuh tepuk tangan ribuan penonton, semakin menyemangati para peserta.
Ada beberapa kelas perlombaan pacu perahu, yakni pacu perahu jalur dan pacu perahu naga. Untuk pacu perahu jalur, jumlah kru satu perahun 18 orang, sementara untuk perahu naga 12 orang.
Tim Buaya Merang C tampil sebagai juara 1 dalam kelas pacu perahu jalur, tidak itu saja, mereka juga meraih juara 3 di kelas pacu perahu naga.
“Alhamdulillah kita bisa menang di kelas pacu perahu jalur,”ungkap Yanuari Alamin, manajer tim Buaya Merang kepada penulis.
Perjuangan untuk menjadi yang terbaik, menurut dia tidak mudah. Perlu kerja keras, semangat dan latihan yang berat.
Tim Buaya Merang yang terdiri dari 45 anggota tim, sudah mulai melakukan latihan sebelum bulan Puasa. Bahkan, mereka berlatih di bulan puasa.
“Pas lebaran istirahat latihan, dan beberapa hari setelah itu latihan lagi jelang perlombaan,”urai Yanuardi.
Perahu berhias sisik naga itu memang terlihat melaju lebih cepat dibanding lawan-lawannya. Menurut Ian (sapaan akrab Yanuari), kekompakan anggota tim menjadi kunci mengapa perahu bisa melaju cepat. “Kesamaan gerak menjadi kuncinya,”tuturnya bangga.
Fadli, salah satu anggota tim Buaya Merang mengatakan, kegiatan lomba perahu dan juga perahu naga ini setiap tahun diselenggarakan, dan tim nya tidak pernah bosan memberikan yang terbaik dilintasan.
“Ini untuk melestarikan budaya nenek moyang kita, tentu kita harus bangga menjadi bagian dari budaya ini,”sebutnya.
Ia bertekad, agenda ini bisa dijadikan icon budaya di daerahnya.
Dalam segi persiapan Fadli menjelaskan, timnya selama ini berrlatih dengan serius serta menjaga kekompakan. “Lomba perahu ini bisa dijadikan pelajarann di kehidupan bermasyrakat, untuk membangun daerah, kita harus bisa kompak seiring sejalan,”ungkapnya.
Sebagai generasi penerus wajib bagi kalangan anak muda untuk menjalankan tradisi lama nenek moyang terdahulu.
“Motivasi tim ini salah satunya ingin mempertahankan tradisi yang lama, serta mencintai budaya sendiri,” tukasnya.
‘’Tim kami juga optimis bisa juara, tetapi juara tersebut bukan lah yang utama dalam tim kami, yang utama bagi kami adalah bagaimana bisa memeriahkan kegiatan ini serta bagaimana cara generasi muda mempertahankan budaya yang lama, ddan hanya dengan cara ini lah kami bisa memmopertahankan budaya yang lama,” tukasnya.
Penulis : WAWAN NOVIANTO/BAHAGIA RITONGA/JE