NAIK haji ke tanah suci Mekah merupakan dambaan dan keinginan bagi semua umat muslim diseluruh dunia. Inilah yang merupakan keinginan Fadliyatil Jum’ah, seorang Calon Jamaah Haji (CJH) termuda asal Kabupaten Batanghari yang akan diberangkatkan tahun ini.
Dilihat dari namanya, nama Fadliyatil Jum’ah jika dierjemahkan ke dalam Bahasa Iondonesia berarti ‘kemulian hari Jum’at’. Dari segi nama saja, sudah tergambar bahwa keluarga Fadliyatil merupakan seorang penganut agama islam yang taat.
Fadilyatul adalah salah seorang CJH termuda asal desa RT 07, pasar Terusan, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari. Namanya telah ditetapkan oleh Kantor Kemenag Batanghari sebagai CJH termuda yang akan diberangkatkan pada tahun ini.
Wanita kelahiran Pasar Terusan 27 September 1995, sudah begitu dikenal dikalangan warga sekampungnya, yang merupakan wanita yang begitu alim dan menguasai banyak ilmu agama.
Anak bungsu dari tujuh bersaudara pasangan dari H Ahmad (alm) dan HJ Fatmawati ini menamatkan pendidikannya di TK Al-qu’an wanita tani hidayah tahun 2001, melanjutkan ke SD no 75/1 pasar terusan tahun 2007, dan melanjutkan ke SMP 11 Batanghari tahun 2010. Hingga hijrah ke SMA Uswatun Hasanah, Pondok Pesantren Serambih Mekah, Padang Panjang pada tahun 2013.
Di Pesantren Padang Panjang itulah Fadliyatil Jum’ah banyak mendapatkan pelajaran dan ilmu-ilmu tentang agama, dan paling utama yang merupakan motivasi dari kedua orang tuanya yang sebelumnya sudah pernah naik haji ke tanah suci Mekah, dari kedua orang tua ia lah yang mengajak dirinya untuk naik haji ke tanah suci Mekah.
Saat wartawan koran ini menemuinya tidak ada kesembongan sedikitpun diraut wajahnya, bahkana senyuman selalu mewarnai setiap perkataannya. Fadliahtul Jum’ah menceritakan, pertamanya atas kemauan orang tua, ia didaftarkan oleh kedua orang tuanya untuk naik haji semenjak ia masih menginjak kelas dua SMP. Pada awalnya ia sempat menolak untuk naik haji, dengan alasan terlalu muda, namun atas motivasi yang selalu diberikan oleh kedua orang tuanya, dan berbekal ilmu agama yang kuat, maka timbullah niat dan keinginan yang lebih, sehingga ia memutuskan untuk berangkat haji ke tanah suci Mekah bersama kedua orang tuanya.
“Awalnya sempat menolak, setelah dipikir-pikir dan mempertimbangkan, maka saya putuskan untuk ikut kedua orang tua untuk naik haji,” ungkap Fadliyatil Jum’ah.
Persiapan yang dilakukan Fadliyatil sebelum berangkat menuju tanah suci Mekah yaitu dengan selalu memperdalam ilmu agama, dan yang paling pentingnya memperbaiki diri tentang ibadah, dan begitu juga untuk fisik tetap selalu ia jaga agar bisa menjalankan amal ibadah dan menunaikan rukun iman yang ke lima.
“Untuk persiapan sebelum berangkat, perbaiki diri dulu tentang ibadah, dan juga kesehatan,” kata Fadliyatil.
Namun sayangnya, setahun sebelumnya kesedihan yang mendalam dialaminya, pasalnya pada bulan September 2012 ayahnya dipanggil oleh yang maha kuasa, sehingga keinginannya untuk berangkat bersama kedua orang tuanya tak bisa diwujudkan, namun ia tetap memutuskan untuk berangkat dengan harapan untuk mewujudkan keinginan dan juga cita-cita ayahnya.
“Walupun saya berangkat tanpa ayah, namun saya sangat senang karena bisa mewujudkan keinginan ayah, dengan harapan agar setelah kembali dari tanah suci Mekah bisa jadi Hajjah yang mabrur,” ujar Fadliahtul.
Penulis : IRVA GUSNADI/JE