iklan PEMATERI: dr. Arie A.Polim, SPOG(k), salah satu pemateri saat memaparkan
dan memberikan pemahaman soal bayi tabung dalam seminar kesehatan, Sabtu (26/10).
PEMATERI: dr. Arie A.Polim, SPOG(k), salah satu pemateri saat memaparkan dan memberikan pemahaman soal bayi tabung dalam seminar kesehatan, Sabtu (26/10).
Seminar Kesehatan Jambi Ekspres Mendapatkan Buah Hati Dengan Bayi Tabung berjalan dengan sukses. Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat. Tidak hanya kalangan suami istri, namunkegiatan ini juga diikuti oleh puluhan mahasiswa di dalam Kota Jambi.  

Dalam seminar itu, dihadirkan Dr. Arie A. Polim, D.MAS, SpOG(K) dan Muhammad Rizal dari Morula IVF Jakarta, sebagai pemateri. Dalam meteri yang diberikan Dr. Arie A. Polim, D.MAS, SpOG(K), dia menjelaskan banyak orang yang salah mengartikan bayi tabung.

Dikatakannya, bayi tabung atau biasa dikenal dengan In Vitro Fertilization (IVF) yakni proses pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa oleh manusia. Caranya adalah dengan menggabungkan sel telur dengan sel sperma dalam suatu kultur yang dilakukan di dalam laboratorium embriyolagi. “Jadi bukan bayi yang ada dalam tabung, banyak orang yang salah mengartikannya,” kata Arie saat memaparkan materi, Sabtu (26/10).

Dia juga menjelaskan, ada 5 tahapan program bayi tabung. Yakni, stimulasi untuk memacu pertumbuhan sel telur yang sehat, mengumpulkan sel-sel tlur yang dihasilkan, mengumpulkan dan menseleksi sperma berkualitas terbaik.

“Selanjutnya mengawinkan sel telur dan sperma bersama-sama di laboratorium dengan menyiapkan suatu lingkungan yang sesuai  untuk proses pertumbuhan  dan pertumbuhan embrio. Baru setelah itu kita transfer ke dalam rahim,” ungkapnya saat ditemui usai seminar.

Soal tingkat keberhasilan program ini, ia menjelaskan, hal tersebut tenggantung usia. Menurutnya, jika masih dibawah 30 tahun, kemungkinan hamil dengan program bayi tabung bisa mencapai 50 persen.

Sedangkan untuk usia dari 31 hingga 35 tahun, kemungkinannya sekitar 35 persen. Dan jika diatas 35 tahun, peluangnya 30 persen. Sementara jika usia diatas 40 tahun, peluangnya hanya 20 persen. “Jadi kalau makin tua usia, makin sedikit peluang pembuahan bayi tabung tersebut. Pasalnya, biasanya sel telur sedikit atau lemah,” ungkapnya.

Dijelaskannya, pada usia 40 tahun ke atas, dominan penyebab ketidak suburan, 40 persen diakibatkan sperma dan 40 persen digangguan ovulasi, dan 20 persen adalah gangguan saluran telur. “Jadi itu ada faktor dari sperma laki-laki yang sedikit atau pergerakan lambat atau banyak yang mati,” jelasnya.

“Kedua, mungkin faktor wanita yang mengalami gangguan telurnya. Dia tersumbat atau dia mengalami pembuntuan dari saluran telur, atau ada kelainan endometri atau kondisi telur yang sedikit. Jadi itu yang menyebabkan tidak terjadinya pembuahan,” terangnya lagi.

Disampaikannya juga, pasangan yang digolongkan tidak subur (Infertil, red), apabila setelah satu tahun usia pernikahan tanpa menggunakan alat kontrasepsi, belum mendapatkan buah hati. Selain itu, dapat juga dikatakan tidak subur apabila kehamilan selalu mengalami keguguran.

“Wanita berusia diatas 35 tahun yang mengalami masalah kesuburan, sebaikanya mempertimbangkan pertolongan guna mencapai kehamilan,” tegasnya.

Sementara itu, Dona Piscesika, manager Event Organizer dan Bisnis Jambi Ekspres berharap, kegiatan demikian dapat berlanjut ke depan. Ini mengingat antusias dari warga sangat besar untuk mengikutinya. “Acara hari ini berlangsung sukses, antusias peserta cukup baik. Tidak hanya itu dengan melihat antusias peserta, kegiatan ini kedepannya kita harap bisa kita langsungkan lagi,” ujarnya.

sumber: je

Berita Terkait



add images