iklan BERPOLEMIK: Anggota DPRD Kota Jambi saat berkunjung ke lokalisasi 
Payosigadung, beberapa waktu lalu. Warga Pucuk enggan Pucuk ditutup
BERPOLEMIK: Anggota DPRD Kota Jambi saat berkunjung ke lokalisasi Payosigadung, beberapa waktu lalu. Warga Pucuk enggan Pucuk ditutup
Rencana penutupan Lokalisasi Payosigadung alias Pucuk sudah berkali-kali mencuat, namun hingga kini belum pernah terealisasi. Sementara warga Pucuk sendiri ogah lokalisasi terbesar di ProvinsiJambi itu ditutup dengan alasan tempat mereka mencari nafkah

LOKALISASI Payosigadung yang masuk dalam kawasan Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi  hingga hari ini masih terus saja menggeliat. Kawasan yang kini didiami oleh 175 Kepala Keluarga (KK)  dengan jumlah PSK sekitar 400 orang,  sepertinya tetap menjadi daya tarik bagi pria hidung belang.

Meski kawasan Pucuk tidak begitu luas layaknya Lokalisasi Doli di Surabaya, namun tetap ramai dikunjungi dan cukup menghasilkan uang. Ini terlihat dari enggannya para warga Pucuk dan para PSK yang mangkal di sana pindah ke tempat lain. Mereka ramai-ramai menolak rencana Pemkot Jambi untuk menutup lokalisasi tersebut. Sementara saat ini Ranperda Prostitusi dan Tindak Asusila DPRD Kota Jambi masih terus digodok, yang endingnya ‘Pucuk Ditutup’.

Dian, salah seorang PSK Pucuk yang diwawancarai koran ini, kemarin, mengatakan, Pucuk merupakan tempat mereka mencari nafkah. Kalau ini sempat ditutup akan tentunya akan berpengaruh terhadap ekonomi mereka. ‘’Disini merupakan tempat kami mencari nafkah, kalau ini ditutup nanti kami akan kerja dimana,” ujar Dian saat ditemui Kamis (31/10).

Dian juga menyebutkan bahwa bukan pucuk saja tempat prostitusi, namun di hotel-hotel yang ada di Kota Jambi juga sering dijadikan tempat protitusi. ”Kita minta kepada Pemkot Jambi untuk adil, karma banyak tempat protitusi dikota jambi, seperti di Hotel-hotel, GP, tempat Karaoke, seharusnya disana yang di utamakan,” ungkapnya.

Tidak hanya Dian, pelaku usaha di Pucuk juga menolak jika pucuk ditututp. Mereka bahkan mengancam akan melakukan aksi demontrasi tanpa busana ke DPRD Kota Jambi jika Pucuk sempat ditutup. ”Kita sangat tidak setuju apabila pucuk ini ditutup, karena mereka yang tinggal disini merupakan para janda-janda semua, kalau tempat ini ditutup nanti mereka akan kerja dimana, apakah warga yang diluar mau memperkerjakan mereka,” ujar Elice salah satu pelaku usaha di Lokalisasi tersebut.

Dikataknya lagi, Pemerintah harus mempertimbangkan lagi tentang penutupan pucuk ini.”Seharusnya pemerintah menbantu warga bukanya mau menyesarakan warga, kalau ditutupnya tempat ini sama saja pemerintah mau membuat warga disini kehilangan pekerjaan,” ungkapnya

Warga yang tinggal disini, lanjutnya, sebagian sudah mempunyai anak dan ada yang tulang punggung keluarganya untuk mencari nafkah,”Mereka nanti akan ngasih anak dan keluarganya makan apa,” tandas Elice. (*)

Penulis : DEDI AGUSPRIADI/JE

Berita Terkait



add images