iklan
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, pada bulan November 2013, Kota Jambi kembali mengalami deflasi sebesar 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 150,68, turun dari bulan sebelumnya yang berada di angka 151,01 persen.

Yos Rusdiansyah Kepala BPS Provinsi Jambi mengatakan, deflasi terjadi pada dua kelompok yaitu, kelompok bahan makanan sebesar 1,49 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,20 persen.  "Penyumbang deflasi bulan ini diakibatkan oleh beberapa bahan pokok penyumbang inflasi terbesar mengalami stok yang cukup," ujarnya usai memberikan keterangan mengenai berita resmi statistik, Senin (2/12).

Dari kelompok bahan makanan, deflasi terjadi pada 6 subsektor kelompok yakni, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 6,99 persen, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,35 persen dan  sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,50 persen.

Dilanjutkan, dari subsektor buah-buahan sebesar 1,61, sub kelompok buah-buahan sebesar 8,87 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya, sebesar 1,61 persen. “Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini antara lain cabe merah, daging ayam ras, telur ayam ras,kacang panjang dan cabe rawit,” paparnya.

Sementara dari kelompok sandang, deflasi terjadi pada dua sub kelompok yakni, sub kelompok sandang wanita sebesar 0,88 persen dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,80 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi berasal dari emas, perhiasan, sepatu dan sandal kulit.
--batas--
Secara komulatif, laju inflasi ditahun kalender 2013 Kota Jambi pada bulan ini sebesar 8,31 persen. Sedangkan laju inflasi tahun ketahun sebesar 8,98 persen. Inflasi terjadi pada lima kelompok barang dan jasa karena adanya kenaikan indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau sebesar 0,63 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,45 persen. Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,60 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,18 persen, dan transportasi, komunikasi serta jasa keuangan sebesar 0,06 persen.

Untuk bulan Desember, kemungkinan bakal terjadi inflasi yang dikarenakan oleh banyak faktor. Selain ada perayaan natal dan tahun baru, beberapa potensi yang membuat inflasi kembali terjadi yakni, dikarenakan factor meningkatnya harga bahan makanan dikarenakan daktor cuaca, masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah, kenaikan harga TDL fan meningkatnya realisasi proyek pemerintah yang berpotensi meningkatkan harga.

Ditambah lagi dengan rencana kenaikan harga elpiji 12 kg sehingga inflasi dibulan depan tak bakal terelakkan. Namun BPS memprediksikan inflasi Jambi masih tetap berada dikisaran 7- 8 persen.

"Diakhir tahun meskipun bakal mengalami inflasi namun kita berharap masih tetap terkendali dan masih ada kemungkinan besaran inflasi masih tetap dibawah 2 digit," tutupnya.

sumber: jambi

Berita Terkait



add images