iklan BERKAH TAHUN BARU: Terompet milik Zainal yang siap dipasarkan oleh pengecer.
BERKAH TAHUN BARU: Terompet milik Zainal yang siap dipasarkan oleh pengecer.
MOMENT pergantian tahun ternyata tidak hanya membawa berkah bagi mall dan hotel-hotel saja, akan tetapi, pengerajin terompet tahun baru di Kota Jambi juga ikut kecipratan. Bagaimana ceritanya?

Keterampilan khusus yang dimiliki seseorang tentunya bisa mendatangkan keuntungan yang luar biasa. Itulah yang dirasakan oleh Zainal (58). Keahliannya membuat terompet membuat ia mampu meraup untung setiap moment pergantian tahun.

Ditemui media ini, kemarin, lelaki ini mengatakan, dirinya sudah 15 tahun menjadi pengrajin terompet. Meski hanya diproduksi pada akhir tahun, namun keuntungannya cukup lumayan.

‘’Saya hanya membuat terompet untuk akhir tahun. Kalau hari-hari biasanya, saya menjual mainan anak-anak keliling,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sulthan Agung, Lorong Jahit, Kelurahan Murni, Kota Jambi, Sabtu (20/12).

Zainal sendiri dapat memproduksi minimal 100 pieces terompet dalam berbagai ukuran dan bentuk. Terompet yang sudah jadi itu kemudian dijual ke pengecer dengan harga mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu dan paling besar Rp 10 ribu. Terompet hasil karya Zainal menyebar ke berbagai titik dalam Kota Jambi.

‘’Kalau saya sendiri sehari, bisa membuat minimal 100 terompet, untuk menjual ke pengecer. Biasanya saya jualnya per ikat. Satu ikat berisi 10 buah terompet berbagai jenis,’’ sebutnya.
Biasanya, katanya, untuk dapat untung, pengecer menjual di atas harga tersebut.

‘’Kebanyakan pengecer menjual terompet bikinan saya ini ke berbagai pelosok Kota Jambi,’’ terang Zainal.

Bagaimana dengan modal? Zainal yang bekerja sendiri ini mengakui bahwa modal yang didapatnya dari hasil tabungan dan hasil berjualan mainan keliling. Dan modal minimal yang harus dikumpulkan Zainal kurang lebih Rp 15 juta.

‘’Modalnya dari tabungan dan hasil saya berjualan mainan keliling sehari-hari, minimal Rp 15 jutaanlah, itu dapat membuat sekitar 3000 terompet,  keuntungannya bisa mencapai Rp 30 jutaan,’’ paparnya.

Sedangkan, kendala yang dihadapi Zainal selama ini, yakni persaingan dan factor cuaca pada saat moment malam tahun baru itu, seperti saat malam tahun baru yang lalu, karena diguyur hujan, Zainal banyak mengalami kerugian, karena terompetnya banyak yang tidak laku dipengecer.

‘’Saat tahun baru 2013 lalu, itu saya banyak rugi, karena hujan jadi orang-orang tidak ada yang merayakan tahun baru diluar, dan terompet saya banyak yang tidak laku, dan basah, sehingga tidak bisa dipakai lagi, untuk menyiasati nya, saya sekarang hanya menerima pesanan dengan sistim cash dari pengecer, jadi saya tidak mau memproduksi sekian banyak lagi seperti tahun kemarin,’’ tandas Zainal.

sumber: PERLANDEZ TUTU HARYONO / Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images