MESKIPUN baru akan dirayakan akhir bulan mendatang, namun beberapa kelenteng dan juga vihara sudah mulai berbenah untuk menyambut datangnya tahun kuda. Begitupun dengan Vihara Satyakirti, salah satu tempat ibadah umat budha di Jambi.
Perayaan tahun baru Imlek yang merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa tentunya menjadi sesuatu moment yang dipersiapkan. Berbagai tempat berbenah untuk memasuki tahun baru ini. Begitupun dengan Vihara Sakyakirti yang beralamat di jalan Pangeran Diponegoro nomor 56 Jambi ini.
Berbagai pembenahan sudah tampak dilakukan. Mulai dari membersihkan tempat ibadah, mengecat serta maintenance. Mulai dari altar sampai tempat sembahyang sudah tampak bersih. Beberapa ornamen sudah tampak terlihat dipasang dibeberapa sisi. Namun untuk lengkapnya seperti lampion besar dan lainnya masih akan dipasang dalam beberapa hari lagi.
‘‘Dapat dilihat sendiri untuk gedung-gedung di sekitar sini hampir semuanya sudah kita lakukan pengecatan ulang agar vihara tampak lebih segar dan terawat,’‘ ujar Jono Ketua Pemuda Budayana saat dikonfirmasi, Senin (20/1).
--batas--
Pun, untuk mempersiapkan berbagai rangkaian acara menyambut tahun baru ini pihak dari vihara telah membentuk tim panitia khusus yang tugasnya nantinya mengurusi semua keperluan rangkaian acara yang akan diselenggarakan di vihara. Ini merupakan budaya kekeluargaan yang sudah lama sekali dilestarikan di vihara yang dibangun tahun 1970.
Anggotanya beragam, mulai dari orang tua baik perempuan dan laki-laki, pemuda pemudi serta dari kaum pelajar. Hal ini guna menunjukkan rasa kekeluargaan dan gotong royong untuk mempersiapkan segala kebutuhan di vihara. ‘‘Budaya seperti ini sudah lama ada di vihara ini untuk menunjukkan kesiapan vihara menyambut tahun baru warga Tionghoa,’‘ ujarnya.
Untuk prosesinya sendiri, vihara sebagai tempat ibadah umat Budha menjadi salah satu tujuan kaum Tionghoa yang menganut agama Budha untuk beribadah mengucap syukur. Selama 15 hari sejak tanggal 1 dari penanggalan China nantinya bakal ada ritual-ritual khusus yang dilakukan kaum Tionghoa mulai dari sembahyang, Sin Cia yang merupakan perayaan hari pertama ditahun pertama, puja bhakti, ramah tamah bersama umat, hingga penyalaan pelita dharma, dan ditutup dengan puncak acara Cap Go Meh yang merupakan malam perayaaan menyambut bulan purnama di tanggal ke 15. ‘‘Ini merupakan tradisi yang biasa di lakukan oleh kaum Tionghoa,’‘ tutupnya. (*)
Penulis : YUNITA SARI. S / Jambi Ekspres