iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI  Dampak kabut asap telah menelan korban jiwa. Bahkan sampai saat ini,  sudah ada dua anak meninggal dunia karena diduga dampak dari kabut asap. Mereka ialah Dimas Aditya Putra (2) dan Wahyuni (15).

Wahyuni merupakan siswa SMPN 5 Kota Jambi. Ia meninggal akibat sesak napas yang dideritanya satu minggu belakangan. Diakui sang ayah, Trimo (41) dua minggu yang lalu anaknya memang sakit batuk kering, tetapi setelah sembuh sang putri malah mengalami sesak napas.

Batuk keringnya cuma tiga hari, tetapi setelah itu Wahyuni malah sesak napas. Kalau bernapas saat tidur bahkan tempat tidur itu sampai bergoyang sangking kuatnya Wahyuni menarik napas, jelasnya.

Anak ketiga dari tiga bersaudara ini sempat dilarikan ke MMC tetapi dokter tidak ada kemudian dilarikan ke DKT Rabu malam (8/9). Setelah diperiksa oleh dokter ditemukan lendir pada paru-parunya dan jam 03.00 pagi tadi (11/9) meninggal dunia.

Kita akui memang anak kita itu ada penyakit jantung bawaan, tetapi dia tidak pernah sesak seperti ini. Kalau batuk biasa itu ya seperti anak biasanya tidak sampai sesak seperti ini, tambahnya.

Ditambahkan Nuraini (42) semenjak asap ini anaknya selalu keluar menggunakan masker, bahkan telah dua kali minta belikan masker dengan warna dan gambar yang disukainya.

Sekolah pakai terus. Dia minta belikan yang 5000 dijalan itu saya belikan, tegasnya.

Kesedihan makin dirasakan oleh orang tua Wahyuni karena saat ini kedua kakaknya juga telah meninggal disebabkan oleh penyakit jantung bawaan.

Dulu batuk lah tetapi kalau asap ini lain nian. Kita memang tidak bisa menyalahkan asap tetapi karena sudah ada penyakitkan ditambah asap ini jadi semakin memperparah, tegas warga Rt.55 Kelurahan Jelutung itu.

Sebelumnya, Rabu (9/9), balita umur dua tahun Dimas Aditya Putra meninggal akibat sesak nafas yang dideritanya. Orang tua Dimas Abdul Rohim dan Sri Rahayu harus rela kehilangan anak satu-satunya.

Dimas sempat dibawa sebuah klinik untuk berobat akibat sering muntah-muntah. Pihak dokter mengatakan bahwa Dimas didiagnosa akibat kekurangan cairan.

"Pertama kali dibawa berobat ke klinik katanya kekurangan cairan. Karena sebelumnya sering bocor saat buang air besar dan juga sering muntah. Kemudian disuruh untuk dirujuk ke rumah sakit, tetapi kami memilih untuk rawat jalan saja," tegas Wati, nenek Dimas.

Tetapai karna tidak membaik akhirnya keluarga kembali membawa balita dua tahun ini ke sebuah klinik, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter mengatakan di dalam punggungnya ada asap menggumpal, mungkin itu akibat kabut asap yang dihirupnya. Apa lagi dua hari belakangan ini kabut asap memang cukup pekat. Dimas meninggal sekitar pukul 12.30 wib pada saat di rumah sakit. Padahal jam 13.00 wib mau cek darah Dimas untuk memastikan apa penyebabnya, Katanya.  (uci)


Berita Terkait



add images