iklan Seorang ibu terlihat menjalankan aktivitas di Sungai Batanghari di tengah kabut asap.
Seorang ibu terlihat menjalankan aktivitas di Sungai Batanghari di tengah kabut asap.

JAMBIUPDATE.COM, JAMBI Asap di kota Jambi memang demikian menyesakkan.

Saat ini, tidak hanya sekedar asap yang membuat mata perih dan berair, tapi juga menghambat bernafas.

Debu ini sangat halus yang diyakini dapat masuk ke dalam saluran pernafasan.

Rasanya juga tidak ada ubahnya dengan hujan debu vulkanik yang dikirim dari Merapi atau Sinabung.

Penderitaan rakyat yang sudah sekian parah ternyata tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Provinsi Jambi, ungkap salah seorang warga, Bahren Nurdin.

Disebutkannya, di bawah pimpinan Penjabat Gubernur saat ini, pemerintah terkesan abai.

Belum terlihat ada kesamaan nasib antara pemerintah dan rakyatnya.

Rakyat telah megap-megap, Sang Pj Gubernur malah ngomongin reshuffle kabinet.  Nampaknya urusan politis lebih penting dari urusan nyawa rakyat, tuturnya.

Pj Gubernur, H Irman sendiri baru-baru ini mengaku sudah berbuat maksimal.

Hanya saja memang asap belum mau pergi dari Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.

Kita sudah berbuat maksimal, sudah banyak yang kita lakukan, ungkapnya saat acara Coffe Morning Danrem 042/Gapu baru-baru ini. (uci)


Berita Terkait



add images