iklan Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI Pemerataan pembangunan sekolah di Provinsi Jambi belum terlaksana. Sejumlah sekolah di beberapa daerah masih banyak yang kondisinya memprihatinkan.

Contohnya di SMKN 1 Merangin, 59 orang siswa belajar di lantai. Mereka terdiri dari 29 orang Kelas XI 1 Multi Media (MM) dan 30 orang Kelas XI 2 Multi Media (MM). Kondisi ini terjadi karena di ruangan Kelas mereka tidak ada meja dan kursi belajar. Ini terjadi sejak beberapa minggu yang lalu.

Kemudian, puluhan siswa Sekolah Dasar Yayasan Hidayatullah Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan Kabupaten Muarojambi, belajar di sebuah Pos Kamling dan sebagian menumpang di rumah masyarakat. Yang lebih parah lagi Sekolah Dasar Negeri 34/V di Parit 10 RT 15 Kelurahan Bram Itam Kiri, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sekolah dasar yang memiliki Empat ruang belajar terdiri dari 60 murid ini, dinding bangunannya hanya terbuat dari atap seng dan atap nipah.

Yang mana fasilitas penunjang belajar mengajar Žhanya seadanya. Bahkan boleh dibilang tak menunjang proses belajar-mengajar. Ketika hujan mengguyur, guru dan siswa kerepotan karena atap yang sudah bolong membuat air masuk kedalam kelas, kegiatan belajar-mengajar pun dihentikan.

Pengamat Pendidikan Provinsi Jambi Muhtar Latief mengatakan, beberapa contoh itu merupakan tanggung jawab pemerintah yang harus ditagih dalam pemenuhan standar pendidikan. Di Jambi, 85 persen sekolah tidak memenuhi standar pendidikan nasional.

Yang memenuhi standar nasional itu eks RSBI. Itu memang sudah disipakan dan sudah terpenuhi. Apalagi pendidikan di Kabupaten, ujarnya. Karakter pendidikan di Jambi, Kota, Pusat Kota, Desa dan Pinggiran Desa. (fth)


Berita Terkait



add images