iklan Ilustrasi
Ilustrasi

Oleh: Dr.Revis Asra, S.Si . M.Si

Universitas Jambi sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Provinsi Jambi, mewujudkan kepeduliannya kepada masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu Pendidikan untuk Anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Nyogan, yang secara administratif termasuk  Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini diinisiasi oleh Pusat Studi Pendidikan Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Jambi melalui Skim Desa Binaan, yang diketuai oleh Dr. Revis Asra, M.Si, dengan anggota tim: Prof. Dr. Muhammad Naswir, Dr. Ummi Kalsum, MKM., Dr. Syaparuddin, MSi., dan Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, MP.                   

Desa Nyogan merupakan desa yang unik dan menarik , karena 50% dari penduduk desa ini merupakan saudara-saudara kita dari Suku Anak Dalam yang hidup damai dengan masyarakat pendatang lainnya. Disamping itu desa ini juga terpilih sebagai calon Desa Sejahtera Mandiri, yang nantinya (tahun 2018) akan di wisuda oleh Presiden Republik Indonesia. Namun sayangnya  masih ada anak anak yang tidak bisa bersekolah di desa ini walaupun mereka sudah memasuki usia sekolah. Anak anak yang tidak mengecap bangku sekolah ini adalah anak-anak SAD di Dusun Selapik Desa Nyogan. Beratnya beban biaya sekolah membuat orang tua SAD tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Hal ini diketahui ketika melakukan Sosialisasi kegiatan Pengabdian Masyarakat ke orangtua SAD di Dusun Selapik. Ketika ditanyakan apakah para orangtua SAD mau anaknya bersekolah?, dengan semangat mereka menjawab mau bu.. tapi macam mano nak sekolah mau makan bae susah. Betapa mirisnya hati ketika mendengar keluhan mereka ini. Dengan keterbatasan mereka, keinginan untuk menyekolahkan anak terpaksa harus dipendam, Kehidupan sebagai buruh penyadap karet tidak cukup untuk membiayai sekolah anak mereka.

Walaupun anak-anak SAD tidak mampu bersekolah formal, namun mereka dapat belajar di salah satu rumah masyarakat SAD yang dijadikan sanggar belajar. Kepedulian Karang Taruna secara ikhlas telah membantu anak-anak SAD mengenal pendidikan terutama belajar membaca dan menulis dengan fasilitas seadanya. Waktu belajar yang hanya 3x seminggu (Senin, Rabu dan Jumat) dalam waktu 2 jam (Jam 16.00 18.00 WIB) dan minimnya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan membuat proses belajar mengajar kurang lancar.

 Tim Pengabdian Masyarakat UNJA pada kesempatan ini memberikan bantuan perlengkapan mengajar, buku paket, alat tulis dan perlengkapan untuk mengaji dan sholat untuk Karang Taruna dan anak-anak SAD di Selapik. Diharapkan dengan tersedianya fasilitas ini akan membuat anak-anak SAD lebih semangat dalam menuntut ilmu dan Karang Taruna juga dapat mengajar dengan lebih baik.

Disamping menfasilitasi perlengkapan belajar, Tim Pengabdian Masyarakat UNJA juga memberikan arahan dan masukan kepada karang Taruna mengenai metode mengajar yang meliputi : (a) Sebelum mengajar baca salam dulu supaya diridhoi Allah swt;              (b) Berikan pendidikan karakter kepada anak dan motivasi anak didik sebelum memberikan pelajaran: (c) Gunakan media pembelajaran supaya lebih menarik dan mudah ditangkap. Hasil penelitian menyebutkan bahwa gambar lebih mudah ditangkap oleh anak dibanding hanya melihat tulisan saja; (d) Berikan penjelasan yang mudah diterima; (f) Buat kesimpulan pelajaran yang diajarkan dan (g) Beri penghargaan kepada yang berprestasi.

Selain di Dusun Selapik Tim Pengabdian Masyarakat UNJA juga membantu sanggar mengaji di Dusun Trans Sosial (Nyogan). Sanggar mengaji ini memanfaatkan Balai Pertemuan Desa yang hampir roboh. Sanggar ini menampung sebanyak 30 orang yang mengaji setiap hari mulai pukul 16.00 18.00 WIB kecuali hari Minggu.  Sama seperti di Dusun Selapik, fasilitas mengaji dan sholat juga minim. Pada kesempatan ini Tim Pengabdian Masyarakat UNJA juga memberikan fasilitas yang diperlukan sehingga anak-anak SAD di sini bisa mengulang membaca Iqro nya dirumbah, sehingga bisa cepat lancar mengajinya. Disamping itu Tim Pengabdian juga mengarahkan mahasiswa KKN supaya membantu anak-anak SAD untuk belajar sholat.     

Satu hal yang menarik, menurut pengalaman dari Pak Safren sebagai guru mengaji anak-anak SAD di Dusun Trans Sosial dan Dusun lain yang non SAD, ternyata anak-anak SAD ini lebih cepat menangkap apa yang diajarkan dan lebih pintar. Berdasarkan pengamatan penulis, anak-anak SAD ini lebih serius dalam menerima pelajaran mengaji, dan ada satu anak yang masih kecil dan belum bersekolah, namun mengaji sudah masuk iqro 2, dan menurut pengakuan Pak Safren anak ini pintar. Alangkah sayangnya anak-anak yang berpotensi ini bila tidak mendapat perhatian dari kita.

Berkat kerjasama yang solid antara Tim Pengabdian Masyarakat, Karang Taruna dan mahasiswa KKN UNJA, anak-anak SAD lebih bersemangat dan progress pendidikannya cukup signifikan. Akhir kata, pada kesempatan ini kami dari Tim Pengabdian Masyarakat UNJA menyampaikan beberapa saran dan masukan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Muaro Jambi terkait pendidikan untuk anak-anak SAD di Desa Nyogan: (1) Menfasilitasi anak-anak SAD di Dusun Selapik untuk dapat bersekolah formal dengan pemberian beasiswa dan bebas SPP. (2) Membangun musholla di Dusun Trans Sosial sebagai tempat anak-anak SAD mengaji karena Balai Desa yang saat ini mereka pergunakan sebagai tempat mengaji hampir roboh disamping juga dipergunakan oleh 1 keluarga SAD sebagai tempat tinggal.

Penulis adalah Ketua Pusat Studi Pendidikan Masyarakat, LPPM, Universitas Jambi

           

 

 


Berita Terkait