JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Pada Bulan Desember 2017 di Provinsi Jambi, angkutan udara menjadi komoditas utama yang menyumbang inflasi. Di Kota Jambi, angkutan udara menyumbang inflasi sebesar 0,4533 persen.
Hal ini disampaikan Kepala BPS Provinsi Jambi, Dadang Hardiwan ketika menggelar Jumpa Pers di Kantor BPS Provinsi Jambi, Selasa (2/1).
Dadang menjelaskan, selain angkutan umum, penyumbang terbesar kedua inflasi adalah daging ayam ras 0,2785 persen, dan cabai merah 0,2358 persen, sedangkan yang paling sedikit berada pada batu bata/batu tela hanya 0,086 persen.
"Komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi di Kota Jambi pada bulan Desember 2017 mulai dari angkutan udara, daging ayam ras, cabai merah, ikan nila, telur ayam ras, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, dan beras," terangnya.
Selama Desember 2017, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 1,52 persen dan Kota Muara Bungo inflasi sebesar 0,32 persen. Laju Laju Inflasi tahun kalender Desember 2017 yaitu Kota Jambi 2,68 persen dan kota Muara Bungo 4,25 persen. Pada bulan ini laju inflasi year on year akan sama nilainya dengan laju inflasi tahun kalender.
Jika melihat dari kelompoknya lanjut Dadang, Inflasi di Kota Jambi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 7 (tujuh) kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,69 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen, kelompok perumahan, air, gas, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,30 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,62 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 2,77 persen.
Dalam pembentukan inflasi Kota Jambi sebesar 1,52 persen, dimana andil terbesar adalah dari kelompok bahan makanan sebesar 0,8654 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,4974 persen, katanya.
Sementara Muara Bungo, komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi adalah daging ayam ras, angkutan udara, udang basah, jeruk, terong panjang, dan cabai rawit.
Jika dilihat dari kelompoknya, Inflasi di Muaro Bungo terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 3 (tiga) kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,79 persen, kelompok perumahan, air, gas, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,76 persen.
Sedangkan, 3 (tiga) kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen, kelompok sandang sebesar 0,01 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen. Dan untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan.
Dalam pembentukan inflasi Muara Bungo, andil terbesar disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,1972 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,1073 persen, sebutnya.
Jika melihat dari perbandingan inflasi antar kota IHK se- Sumatera menunjukkan bahwa pada bulan Desember 2017 dari 23 kota IHK di Sumatera, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 1,69 persen dan terendah di Kota Metro sebesar 0,23 persen. Sedangkan Kota Jambi dan Kota Muara Bungo masing-masing berada pada urutan ke- 2 dan ke 22 se-Sumatera. (yni)