iklan Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jambi, Bayu Martanto.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jambi, Bayu Martanto.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat beberapa hal  yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi menjadi lebih rendah dari proyeksi. 

Seperti yang dikatakan Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jambi, Bayu Martanto saat Kajian Ekonomi  dan Keuangan  Regional Provinsi Jambi, terdapat 5 hal yang akan mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi Jambi.

Ia menjelaskan, Pertama, meningkatnya tensi perdagangan global menyusul kebijakan proteksi AS berpotensi menghambat pemulihan ekonomi global bahkan pertumbuhan dapat menjadi lebih rendah dari perkiraan. 

Kondisi tersebut selanjutnya akan berdampak pada penurunan neraca perdagangan global yang secara langsung mempengaruhi ekonomi Provinsi Jambi.

"Ekonomi Provinsi Jambi kan masih berbasis pada komoditas sektor pertanian dan pertambangan,"jelasnya. 

Kedua ia melanjutkan, pergerakan pasar komoditas migas dan batubara yang cenderung fluktuatif berisiko mengalami koreksi ke bawah. 

Ketiga, kebijakan negara tujuan utama ekspor produk kelapa sawit yang memberlakukan proteksi dagang akan mempengaruhi kinerja komoditas unggulan subsektor perkebunan.

"Kebijakan yang diterapkan mencakup penerapan tarif impor yang sangat tinggi, pengenaan bea masuk antidumping, serta pelarangan dan pembatasan kuota impor,"sebutnya.

Keempat, normalisasi kebijakan moneter oleh AS  dengan menaikan suku bunga acuan berpotensi menyebabkan arus modal keluar sehingga memicu kenaikan biaya dana dan ketidakpastian dipasar keuangan yang berdampak pada pelemahan kinerja investasi. 

Kelima, pertumbuhan ekomomi Tiongkok yang diperkirakan berada dalam level moderat pada tahun 2018 dapat mengakibatkan pelemahan rantai pasokan komoditas global yang berdampak langsung pada ekonomi daerah.

"Hingga saat ini Tiongkok merupakan negara tujuan utama untuk komoditas ekspor Provinsi Jambi,"tegasnya. (yni)


Berita Terkait