JAMBIUPDATE.CO, - Setidaknya 21 orang yang tewas di kota perbatasan Meksiko ditemukan. Mereka berada tepat di seberang sungai di dekat tempat Presiden AS Donald Trump akan membangun tembok perbatasan.
Para pejabat di negara perbatasan Tamaulipas mengatakan, mereka sedang menyelidiki insiden itu. Ini terjadi di Ciudad Miguel Aleman, dan tujuh belas mayat telah dibakar.
Foto-foto yang dibagikan oleh pejabat negara menunjukkan jenazah tersebar di sepanjang jalan tanah di semak belukar, di samping kendaraan yang terbakar.Seperti diketahui, Trump mengunjungi McAllen, Texas pada Kamis (10/1) sore, sekitar 90 kilometer dari Ciudad Miguel Aleman. Dia mengancam akan menggunakan kekuatan darurat untuk melewati Kongres AS dan mendapatkan miliaran dolar untuk membayar tembok.
Trump menegaskan, migran tidak berdokumen, penjahat, dan obat-obatan terlarang telah mengalir melintasi perbatasan ke AS. Statistik menunjukkan imigrasi ilegal telah turun ke level terendah 20 tahun, sementara banyak obat diyakini masuk melalui pintu masuk yang sah.
Di Tamaulipas, perang wilayah antara Kartel Teluk setempat dan saingan utamanya, Zetas, telah menjadi sumber utama pertumpahan darah selama beberapa tahun terakhir.
Satu mayat ditemukan mengenakan topi baseball bertuliskan huruf dan logo Kartel Teluk, sementara yang lain mengenakan rompi antipeluru dengan lencana yang sama.
Juru Bicara Kepolisian Luis Rodriguez mengatakan, tampaknya orang-orang bersenjata dari Kartel Teluk telah bertempur dengan para anggota Kartel Timur Laut, sebuah kelompok yang memisahkan diri dari Zetas. Sedangkan Jaksa Agung, Irving Barrios menemukan senjata semi-otomatis dan kendaraan antipeluru di lokasi tersebut.
"Daerah itu sangat diperebutkan oleh para penyelundup senjata dan obat-obatan terlarang serta mereka yang membantu migran yang tidak berdokumen untuk menyeberang ke Amerika Serikat," kata Barrios.
Puluhan ribu orang telah terbunuh di Meksiko selama bertahun-tahun pertempuran antara pasukan keamanan dan kartel yang bertikai soal perdagangan narkoba, pemerasan, dan eksploitasi migran.
Editor : Dyah Ratna Meta Novia
Reporter : Verryana Novita Ningrum
Sumber: JawaPos.com