iklan TETAP BERAKTIVITAS: Sejumlah warga Tengger tetap beribadah di Pura Luhur Poten yang ada di lautan pasir Bromo, Rabu (20/3), meski abu vulkanik membumbung dari kawah Bromo. (Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)
TETAP BERAKTIVITAS: Sejumlah warga Tengger tetap beribadah di Pura Luhur Poten yang ada di lautan pasir Bromo, Rabu (20/3), meski abu vulkanik membumbung dari kawah Bromo. (Zainal Arifin/Jawa Pos Radar Bromo)

JAMBIUPDATE.CO, Asap pekat dan abu vulkanis terus keluar dari Gunung Bromo. Kemarin (20/3) beberapa desa di Kecamatan Sukapura dan Sumber terdampak abu vulkanis. Meski begitu, kondisi itu tidak mengganggu aktivitas warga di desa terdampak.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, wilayah di Sukapura yang terdampak abu vulkanis tidak terlalu luas. Hanya di sekitar Cemoro Lawang, yakni Desa Ngadisari dan Ngadirejo. Sebab, angin bertiup ke selatan.

Akibatnya, sejumlah desa di Kecamatan Sumber mengalami hujan abu tipis. Mulai Desa Wonokerso, Sumber Anom, Ledok Ombo, Pandansari, Tukul, dan Gemito. Hanya kebagian abu tipis. Tidak berdampak pada aktivitas warga, kata Camat Sumber Saniwar.

Camat Sukapura Yulius Christian menuturkan, pihaknya mengecek ke desa-desa terdekat dengan Bromo. Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Termasuk kegiatan belajar-mengajar di lembaga pendidikan. Asap dari kawah Bromo memang pekat. Tapi, sama dengan hari-hari kemarin, kondisi itu tidak memengaruhi aktivitas warga dan wisatawan, ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menyatakan, hingga tadi malam Gunung Bromo tetap berstatus waspada level II. Tetap aman dikunjungi wisatawan selama tidak memasuki jarak radius aman 1 kilometer dari kawah Bromo. Tercium bau belerang di sekitar PPGA (Pos Pengamatan Gunung Api) Bromo. Intensitas ringan hingga sedang. Untuk abu di sekitar PPGA, tipis, terangnya.

Hendra menjelaskan, aktivitas Gunung Bromo termasuk kategori skala kecil. Tiga hari sebelumnya, ketinggian asap dan abu vulkanis yang dilontarkan dari kawah Bromo mencapai 1.500 meter. Namun, kemarin sudah turun di ketinggian 1.000 meter.

Selain itu, gempa tremor yang terjadi terus berkurang. Dua hari lalu gempa tremor terjadi 28 kali dalam 24 jam. Saat ini hanya 16 kali. Tekanan gempa tremor hasil Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-3 mm dengan dominan 1 mm, ujarnya.

Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo telah menyiapkan 135 ribu masker untuk mengantisipasi erupsi Bromo. Kemarin BPBD membagikan 12 ribu masker ke sejumlah desa terdampak abu vulkanis. Tadi (kemarin, Red) ada laporan sejumlah desa terdampak abu vulkanis Gunung Bromo. Kami langsung bagikan masker, kata Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi.

Menurut dia, stok 135 ribu masker dirasa cukup. Jika persediaan kurang, sebelum habis, kami langsung akan minta ke provinsi (BPBD). 

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (mas/mie/c5/fal)


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images