iklan MASA KRITIS: Azila (kiri) dan Akila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka.
MASA KRITIS: Azila (kiri) dan Akila dirawat di ruang ICU kemarin (15/8). Akila sempat demam, tapi itu dianggap wajar oleh tim dokter. Kedua orang tua diminta untuk selalu menemani mereka. ( Allex Qomarullah/Jawa Pos)

”Azila lebih banyak membutuhkan TPN. Sebab, dia memiliki luka yang lebih besar daripada Akila. TPN berfungsi mempercepat penyembuhan luka. Akila dan Azila memiliki kebutuhan TPN yang berbeda. Kami hitung sesuai berat badan dan kondisi masing-masing,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, nutrisi yang dimasukkan melalui intravena tidak menimbulkan respons kembung pada lambung mereka. Jika kondisi tersebut bisa berangsur-angsur dipertahankan, keduanya bisa mulai minum susu. ”Kami akan terus lakukan evaluasi pascaoperasi,” katanya.

Dokter spesialis bedah yang masuk tim PPKST Dr dr Desak Suprabawati SpB (K) Onk mengungkapkan, luka Azila bisa menutup secara primer tanpa ditambah jaringan lain. Hanya ditambah mesh graft untuk melindungi jantungnya. ”Keadaan kulit di bagian dada, terutama pada anak-anak, sangatlah ketat. Sehingga pada operasi separasi Rabu lalu, kami mengakalinya agar bisa menutup sempurna,” ujarnya.

Saat nanti usia Azila sudah bertambah, kata dia, bisa dilakukan rekonstruksi ulang di bagian dada agar estetika bagian tersebut tetap bisa dipertahankan.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : ika/c20/tia


Sumber: JawaPos.com

Berita Terkait



add images