JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021, beberapa kebutuhan bahan pokok berpotensi naik. Sebab, permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pangan akan tinggi pada moment tersebut. Namun yang dikhawatirkan, jumlah pasokan tidak sesuai dengan permintaan. Mengingat, harga komoditas pertanian saat ini cenderung turun akibat pandemi,
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menekankan, pentingnya sinergi pemerintah pusat dan daerah guna menghadapi potensi kenaikan permintaan barang kebutuhan pokok (bapok) menghadapi hari besar keagamaan nasional (HBKN).
“Dalam beberapa waktu ke depan, secara historis akan ada potensi kenaikan permintaan bapok menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Namun, kondisi rendahnya harga di tingkat petani selama masa pandemi Covid-19 dapat menyebabkan penurunan pasokan karena berkurangnya insentif untuk berproduksi,” kata agus di Jakarta, Sabtu (28/11).
“Selain itu, kondisi musim hujan pada akhir tahun juga bisa mengganggu kelancaran distribusi dan pasokan. Sehingga, pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan antisipasi kecukupan pasokan bapok di daerahnya masing-masing sejak dini,” imbuhnya.
Kendati demikian, Agus berharap potensi kenaikan permintaan dapat membantu memulihkan perekonomian masyarakat, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah yang merasakan dampak negatif atas perlambatan ekonomi nasional. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi pemenuhan kecukupan stok dan pasokan bapok di daerah-daerah.
“Antisipasi harus dilakukan jauh-jauh hari, khususnya saat permintaan masyarakat berangsurangsur pulih agar masyarakat tidak terbebani gejolak harga dan kelangkaan bapok menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021,” ujarnya.
Agus juga meminta, Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan dapat menjalin komunikasi dan koordinasi lebih intensif dengan pelaku usaha distribusi di wilayahnya.
“Pendataan jalur distribusi komoditas bapok juga harus dilakukan dan langkah intervensi lebih cepat bekerja sama dengan Satgas Pangan dan Bulog,” tegasnya.
Agus menuturkan, beberapa isu terkait komoditas bapok yang perlu menjadi perhatian pada Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Pertama, harga beras selama pandemi Covid-19 relatif stabil karena didukung pasokan yang cukup dan pelaksanaan program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) beras medium oleh Bulog.
“Resiko kenaikan harga beras perlu diwaspadai mengingat stok beras Bulog lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sementara kebutuhan penyaluran bantuan sosial KSPH masih tinggi,” terangnya.
Kedua, kata Agus, komoditas cabai merah dan bawang merah cenderung naik karena tren rendahnya pasokan pada akhir tahun dan mulai masuknya musim penghujan. Ketiga, harga minyak goreng cenderung naik akibat naiknya harga crude palm oil (CPO).
“Namun, diperkirakan dalam beberapa waktu ke depan harga akan kembali pulih. Sementara itu, harga gula pasir dan daging sapi relatif stabil,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra menambahkan, bahwa untuk para pimpinan daerah juga harus memantau perkembangan harga dan pasokan bapok secara intensif, memetakan jalur atau rantai distribusi bapok, mengidentifikasi masalah jika terjadi gejolak harga, mengidentifikasi keberadaan pelaku usaha distribusi bapok di wilayahnya masing-masing.
“Berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mencegah aksi spekulasi, mengidentifikasi jumlah stok bapok dan ketahanan pangan, dan mengawal kelancaran distribusi beras medium Bulog dalam program KPSH di pasar rakyat,” kata Syailendra.
Menurut Syailendra, stabilitas harga bapok sepanjang tahun 2020 diindikasikan dari tingkat inflasi tahun kalender untuk kelompok komponen pangan bergejolak (volatile food) sebesar 0,12 persen.
“Relaltif rendahnya tingkat inflasi tersebut dipengaruhi masih lemahnya permintaan masyarakat di tengah terjaganya pasokan dan distribusi pangan,” jelasnya.
Syailendra mengatakan, bahwa koordinasi ini rutin dilakukan Kementerian Perdagangan menjelang HBKN. Hal itu dilakukan untuk memastikan harga bapok tetap stabil dan ketersediaan pasokan tercukupi.
“Kegiatan ini merupakan salah satu wujud peran Kementerian Perdagangan dalam peningkatan perekonomian nasional di tengah kondisi Covid-19,” pungkasnya. (der/fin)
Sumber: www.fin.co.id