JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Inflasi pada Desember 2020 diperkirakan akan mencapai 0,42 persen. Secara tahunan, maka inflasi sebesar 1,66 persen.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mangatakan, inflasi pada periode tersebut didorong oleh peningkatan harga komoditas pangan, terutama cabai rawit sebesar 34,88 persen dan cabai merah 21,91 persen secara bulanan.
“Kenaikan harga produk bumbu ini disebabkan masuknya musim penghujan, sehingga supply dari produk tersebut menjadi terganggu,” ujarnya, kemarin (1/1).
Selain itu, kata dia, inflasi pada Desember 2020 juga didorong dari sisi permintaan yang meningkat sejalan dengan momentum libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Dari sisi administered price (harga) yang diatur pemerintah, Josua mengatakan harga juga akan cenderung meningkat dikarenakan adanya peningkatan perjalanan darat akibat libur panjang.
Menurut dia, rendahnya inflasi pada tahun ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan barang secara signifikan di awal hingga pertengahan tahun akibat pandemi Covid-19 yang mendorong penurunan daya beli masyarakat.
Namun, ia memperkirakan tingkat inflasi pada 2021 akan kembali meningkat seiring dengan berjalannya proses pemulihan ekonomi secara nasional.
“Seiring dengan proyeksi pemulihan di tahun 2021, diperkirakan inflasi akan kembali berada pada target pemerintah sebesar 2-3 persen,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, bahwa berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan kedua Desember 2020 menunjukkan perkembanga harga berada di kisaran yang rendah dan terkendali.
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi tahun 2020 sebesar 1,54 persen,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa penyumbang utama inflasi yaitu cabai merah sebesar 0,07 persen, telur ayam ras sebesar 0,04 persen, cabai rawit dan tomat masing-masing sebesar 0,03 persen, serta minyak goreng, jeruk, daging ayam ras, wortel, bayam, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar -0,06 persen dan bawang merah sebesar -0,01 persen. (din/fin)
Sumber: www.fin.co.id