“Pesan moralnya adalah para pelaku transaksi harus melihat, siapa sih yang menjadi influence, apakah yang menjadi influence itu benar-benar relevan terhadap keadaannya,” kata dia.
Yang terakhir adalah pelaku pasar diharapkan memperhatikan berita-berita atau melihat nilai perusahaan yang sebenarnya (fundamental perusahaan) sebelum mengambil keputusan, ketimbang memperhatikan sentimen yang sifatnya hanya sesaat.
“Itu gara-gara lihat Ronaldo, orang yang beli saham Coca-Cola bisa langsung jual, padahal cuma digeser Ronaldo. Nah, selesai liga bisa saja itu Coca-Cola ditaruh lagi pada press confference. Bisa jadi harga saham Coca-Cola naik lagi padahal sudah terlanjur dijual. Jadi kalau mau, betul-betul diperhatikan saja nilai perusahaan (fundamental),” pungkasnya. (git/fin)
Sumber: www.fin.co.id