BERAWAL dari hobi, Miftahul Jannah, mahasiswi Peternakan Universitas Jambi berhas mendulang banyak prestasi tingkat nasional di bidang digitalisasi. Baru-baru ini, ia berhasil meraih juara 1 lomba infografis Sumarak Jurnalistik Genta Universitas Andalas.
DIAN FITRIANI, Kota Jambi
TAHUN 2020, merupakan awal pandemi Covid 19 menyebar hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karena itu, banyak pola hidup yang diubah seperti di rumah saja. Walau begitu, tidak menghambat Mifta (sapaan akrab Miftahul Jannah) yang memiliki hobi di bidang desain dan digital, untuk terus produktif mengikuti berbagai lomba dan berorganisasi sampai saat ini.
Prestasi Mifta banyak di bidang digitalisasi, seperti desain poster, fotografi, dan video edukasi. Prestasinya di tingkat nasional, pernah juara 1 desain poster di Universitas Andalas, juara 1 di Universitas Martin Ali Haji dan di Universitas Riau, kemudian juara 1 desain poster, juara 2 lomba desain poster di Universitas Bengkulu, juara 1 video edukasi Temu-teman.
Mifta mengaku, awalnya belum terlalu menyelami hobinya tersebut, kemudian sejak tergabung di himpunan mahasiswa pada 2020 lalu, dan diberi tanggung jawab di bagian kominfo, ia mulai banyak belajar dan akhirnya menemukan hobi sekaligus bakatnya.
“Sekarang zamannya digitalisasi ya, zaman modern, jadi menurut saya penggunaan design lebih penting juga, soalnya kan untuk branding. Kebetulan saya sekarang lagi freelance di Cakap Kreatif bagian desain juga,” sebutnya.
Perempuan keturunan India-Jawa itu mengatakan, motivasinya menggeluti bidang tersebut yaitu agar masyarakat terutama generasi muda bisa lebih melek informasi dan untuk menambah wawasan. Karena menurutnya kebanyakan dari mereka kurang minat baca, jadi perlu ada inovasi atau hal yang menarik.
“Jadi, dengan digitalisasi seperti poster ini, saya harap mereka lebih tertarik membacanya karena ada visualnya juga. Lebih mudah dipahami, di poster itu sendiri kan ada poin-poin jadi lebih mudah dan tertarik dilihat,” katanya.
Selain itu, Ia juga ingin mengubah mindset orang yang memandang sebelah mata tentang mahasiswa peternakan mainnya di kandang saja.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak peternakan itu ga cuma di kandang tapi juga bisa merangkap ke dunia luas yang bukan jurusannya, seperti digitalisasi,” bebernya.
Rumah Tuo di Merangin merupakan salah satu informasi yang ingin diberikan oleh Mifta kepada khalayak, melalui lomba infografisnya. Melihat informasi sejarah di Jambi hanya terbatas di Kota dan Muaro Jambi seperti Candi Muaro Jambi, Ia merasa sejarah dari daerah lain masih minim informasi terutama untuk masyarakat awam.
“Waktu itu juga temen saya ada penelitian tentang Rumah Tuo, diskusi lah dan ternyata banyak sejarahnya yang cukup panjang, jadi tertarik untuk mengangkatnya. Selain itu saya lihat di media atau di internet informasinya hanya sedikit, jadi bisa membantu dan menambah wawasan temen-temen yang baca sekaligus memperkenalkan Jambi juga,” ujarnya.
Semua prestasi yang diraihnya tidak luput dari tokoh yang ia jadikan inspirasi sejak di bangku SMA, yaitu BJ Habibie. Mifta mencontoh dari semangat beliau terutama di masa muda yang sangat gigih dan cerdas.
“Beliau luar biasa sekali ditambah juga merancang pesawat. Sebagai anak muda harus lebih aktif untuk mengembangkan diri, lebih ke glow up dan show up,” ujarnya diselingi tawa.
Selain aktif mengikuti lomba-lomba, Mifta juga mengikuti organisasi di luar kampus. Seribu Guru Jambi salah satunya dan ia telah mengabdi di Lubuk Beringin Bungo dalam program Travelling and Teaching bersama volunteer Seribu Guru Jambi lainnya.
Menuju di titik saat ini tentunya tidak mudah bagi Mifta. Mahasiswa semester 7 itu pun mengaku awalnya ingin berkuliah di bidang IT, tetapi tidak mendapat dukungan dari orang tua. Setelah masuk di jurusan peternakan, Ia mulai mengembangkan bakatnya sebagai pembuktian kepada orang tuanya bahwa ia mampu di bidang IT.
“Seiring dengan pencapaian saya sebagai bukti keseriusan di bidang media, akhirnya orang tua mendukung dan mulai percaya. Tapi tetap berpesan untuk fokus kuliah juga,” jelasnya.
Manajemen waktu tentunya sangat dibutuhkan oleh mahasiswa aktif seperti Mifta, ia membagikan sedikit tips untuk bisa membagi waktu yaitu mengutamakan mana yang lebih penting dan bisa dijangkau lebih dekat.
“Biasanya kalau jamnya tumburan, izin dulu di satu kegiatan sebentar, atau hadir pada hal yang lebih penting atau hal yang bisa ditunda sebentar boleh ditunda. Semua waktunya terpakai,” katanya
“Tapi pernah juga saat itu down, semua kegiatan pada hari yang bersamaan dan juga badan ini kurang istirahat. Tapi balik lagi semangatin diri, karena capeknya ini bakal menjadi hal positif untuk diri sendiri,” tambahnya.