JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA-- Dunia masih berada di tengah ketidakpastian ekonomi, potensi ancaman resesi semakin besar.
Pandemi Covid-19 dan perang antar negara menyebabkan awan gelap ekonomi masih akan melanda seluruh dunia pada tahun 2023 mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global pada 2023 jadi tantangan yang tidak mudah.
Hanya saja pemerintah optimis Indonesia hampir pasti tidak akan mengalaminya jika melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan. Berikut beberapa pernyataan soal optimisme itu.
Laju Inflasi Masih Terkendali
(BPS) mengungkapkan laju inflasi Indonesia mulai membaik di bulan Oktober. BPS melaporkan inflasi Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 5,71% secara year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yaitu 5,95%.
"Inflasi di Oktober ini terlihat mulai melemah. Pada Oktober 2022 terjadi inflasi sebesar 5,71%," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Setianto mengemukakan laju inflasi nasional saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan negara lainnya, terutama negara G-20.
Setianto mengatakan, inflasi AS mencapai 8,2%, Jerman mencapai 10%, dan Turki menembus 83,5%. Sementara itu, inflasi di Korea Selatan mencapai 5,6%, dan Jepang menembus 16,8% khusus inflasi di sektor energi.
"Secara global, tekanan inflasi masih cukup tinggi di negara G20," kata Setianto.