JAMBIUPDATE.CO, JAMBI - Ganti untung imbas pembangunan jalan tol Jambi-Betung sangat lumayan.
Satu hektare tanah yang terkena pembangunan jalan Jambi-Betung dihargai Rp 700 juta.
Hal itu diungkapkan Agus Sunaryo Kepala Bappeda Provinsi Jambi.
Namun, dengan harga yang lumayan tersebut ada satu desa masih keberatan. Akibatnya pembebasan lahan pembangunan jalan tol Jambi-Betung masih ada kendala.
Desa yang dimaksud kepala Bappeda Provinsi Jambi itu berada di Kabupaten Muarojambi.
Menurut Agus, harga yang diminta masyarakat desa tersebut, 30 persen lebih tinggi dari yang ditetapkan. Dengan harga satu hektarnya sudah ditetapkan harga Rp 700 juta untuk pembebasan lahan.
"Yang mereka maunya 30 persen lebih dari harga yang sudah ditetapkan. Tapi, itu masih dalam proses negosiasi tim, kita tidak sampai ke sana," akunya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, persoalan pembebasan lahan tersebut sudah berlangsung lama, ternyata hingga saat ini masih belum selesai.
"Dari jalur yang dilewati tol tersebut, masih ada satu desa yang belum selesai pembebasan lahannya,"katanya
Persoalan yang dihadapi, harga yang ditetapkan belum sesuai dan disepakati. Sebab, masyarakat di desa yang dimaksud, ingin membebaskan lahan dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditetapkan.
"Mereka ingin harga yang lebih tinggi," katanya.
Sementara disinggung tentang pembangunan tol Jambi-Betung, Agus mengaku untuk Pembangunan fisik ruas lain tol Jambi-Betung, diharapakan bisa dimulai tahun 2023 ini. Tepatnya dimulai pada semester 1 tahun 2023 ini.
"Nanti jika begitu pembayaran pembebasan lahan selesai, pembangunan fisik bisa langsung dimulai. Sebab, untuk pengukuran dan verifikasi sudah selesai dilakukan. Semester pertama tahun ini mudah-mudahan bisa langsung dimulai pembangunan fisik," katanya.
Menurut Agus, pembangunan tol Jambi - Betung akan memakan waktu hingga 2024. Setelah selesai tol Jambi-Betung, baru mulai dibahas untuk pembangunan tol Jambi - Rengat.