iklan

JAMBIUPDATE.CO,- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 27 Mei 2024, mengecam serangan Israel terhadap Rafah, yang sebelumnya ditetapkan sebagai daerah aman. “Serangan hari Minggu di Rafah, yang terjadi setelah adanya perintah Mahkamah Internasional, telah mengungkap sifat berbahaya dan penuh darah dari negara teror tersebut,” kata Erdogan kepada pengacaranya di Istanbul, dalam pidato yang disiarkan televisi.

Erdogan mengacu pada perintah ICJ agar Israel menghentikan pertumpahan darah. Ia juga mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas Israel bantai warga Rafah. "Netanyahu dan jaringan pembunuhnya mencoba memperluas kekuasaan dengan membantai orang-orang karena mereka gagal mengalahkan perlawanan Palestina."

“Netanyahu tidak akan bisa menyelamatkan dirinya. Ia seperti (mantan orang kuat Yugoslavia Slobodan) Milosevic, (napi genosida politisi Serbia Bosnia Radovan) Karadzic, dan (mendiang diktator Jerman Adolf) Hitler,” katanya.

Erdogan juga menekankan bahwa Turki akan melakukan segala daya untuk memastikan Israel diadili atas kejahatan yang dilakukan. 

Setidaknya 35 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika Israel menargetkan sebuah kamp pengungsi di Rafah pada hari Minggu. Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, menurut Kantor Media Gaza.

Pesawat Israel menargetkan beberapa tenda di daerah tersebut. Israel menambahkan bahwa rudal dan bom seberat 2.000 pon digunakan dalam serangan di Rafah.

Sebelumnya, pasukan pertahanan sipil Gaza mengatakan daerah yang ditargetkan itu menampung sedikitnya 100.000 pengungsi. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images