JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR) Indonesia kembalai merilis capaian elektabilitas dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Jambi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Senin (30/9/2024).
Kegiatan yang bertajuk Peta Episentrum Elektoral Pilgub dan Pilwako Jambi ini dilaksanakan di Grand Hotel dihadiri perwakilan media dan mahasiswa dalam format uji Sahih bedah kedalaman dan akurasi data survei.
Hebatnya, uji sahih ini mengundang para pakar yang terkemuka dibidangnya, seperti pengamat politik senior Drs. H. Navarin Karim, M.Si, Dosen UIN STS Jambi yang juga Ketua Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Jambi Dr. Nuraida Fitri Habi, Dr. Dori Effendi dan Dr. Dedek Kusnadi, S.Sos, M.Si, MM dua pengamat politik terkemuka Jambi.
Hasilnya, dalam simulasi dua pasangan calon Gubernur, elektabilitas Romi Haryanto - Sudirman berada di puncak mencapai 59, 1 persen. Kemudian disusul pasangan Haris Sani 38, 3 persen.
Noviardi Ferzi Direktur Eksekutif LKPR Indonesia mengatakan, Romi Sudirman berpeluang menciptakan titik goncang (episentrum) aspek elektabilitas di kota Jambi.
" Kehadiran Romi Sudirman menciptakan episentrum elektabilitas yang menyakinkan di kota Jambi, buktinya, mampu mencapai elektabikitas 59,1 % mengungguli Haris Sani 38,3 %, sedangkan pemilih yang tidak tahu dan tidak jawab 2,6 %.’’ ungkapnya.
Hasil ini dikatakan menjadi episentrum karena mengingat mata pilih kota Jambi yang terbesar di antara 11 kabupaten Kota.
Tantangan yang harus dihadapi ke dua tim pasangan calon Gunernur adalah bagaimana tim suksesnya harus menggenjot upaya sosialisasi paslon supaya lebih dikenal masyarakat.
Selanjutnya, Noviardi juga menyebutkan simulasi ini adalah yang paling mendekati hari H nanti, bahkan dalam kuisioner telah memakai nomor urut dan foto saat penarikan sampel.
Pria yang dikenal pengamat ini melanjutkan, dalam simulasi kedikenalan dan citra personal, Romi Haryanto sebagai calon disukai sebanyak 89,4 persen.
Sebagai informasi, survei ini melibatkan 800 responden yang tersebar di seluruh kelurahan Kota Jambi. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Survei dikakukan pada 15 - 25 September 2024 dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Lantas apakah hasil di Kota Jambi bisa mempengaruhi kemenangan di Pilgub Jambi? Noviardi Verzi mengatakan bahwa dengan jumlah DPT yang besar Kota Jambi akan menjadi penentu PIlgub Jambi. Menurutnya siapapun yang menang di Kota Jambi, maka akan mempermudah untuk memenangkan Pilgub Jambi.
"Dengan DPT yang besar, siapapun calon gubernur yang menang di Kota Jambi akan mempermudah untuk menang di Pilgub Jambi. Ini terbukti pada Pilgub 2020 lalu," katanya .
Disamping itu, bobot persentase kemenangan di Kota Jambi juga berbeda dengan daerah lainnya. Bahkan Kota Jambi ini bisa mempengaruhi hasil untuk daerah lainnya, terutama di wilayah timur.
"Karena itu Kota Jambi menjadi episentrum, ia menjadi titik goncang untuk daerah lainnya. Bayangkan, bobot 10 % di Kota Jambi akan jauh lebih besar dari bobot kemenangan 10 % di Kota Sungai Penuh. Jadi Kota Jambi sangat menentukan," pungkasnya. (aiz/adv)