iklan
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional (Divre) Jambi dituding menyalurkan raskin yang tak layak dikonsumsi. Hal ini disampaikan oleh Djamain, Ketua RT 21Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura.

Menurut Djamain, beras yang tak layak itu adalah beras yang ada di karungan dengan berat 15 kilogram (Kg). Bulog sendiri diketahui, memang menyediakan raskin dalam dua kemasan, yakni berat 15 kg dan berat 50 kg. “Beras raskin yang tidak layak makan adalah beras yang dalam karung 15 kilo. Kalau yang 50 kilo bagus dan layak untuk dimakan,” sebutnya.

Dibeberkannya, raskin dalam kemasan 15 kg itu berwarna hitam dan berkutu. “Warnanya hitam dan ada binatang yang biasanya  di dalam beras,” katanya.

Oleh karenanya, dia mengaku merasa tidak tega untuk menyebarkan raskin itu kepada masyarakat. “Ada juga warga yang tidak mau mengambilnya,” kata Djamain dan Ketua Rt 22 Legok.
David Susanto, Kabid Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Jambi
Kemasan kita memang 15 kg dan 50 kg. Kita juga tak menafikan, misalnya ada yang seperti itu. Kita kan urus ribuan ton, jadi satu dua karung ada yang seperti itu memang bisa saja.

Untuk menyiasati hal itu, dikatakannya, pihaknya terpaksa mencampur beras 15 kilo dengan 50 kilo, agar beras itu tidak terlihat tak layak. “Karena kebetulan beras yang berukuran 50 lebih banyak dibanding yang 15 kilo. Raskin yang tidak layak, ditemui pada Februari ini,” ujarnya.
--batas--
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, David Susanto, Kabid Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Jambi mengakui hal itu. Menurutnya, kualitas beras yang disalurkan pihaknya adalah beras dengan standar medium.

“Saya curiga malah dimainkan itu berasnya. Memang benar ada perbedaan kualitas antara berasnya. Kemarin itu karena berasnya yang 50 kg itu beras Vietnam, memang dari sisi kulitas beras itu lebih bagus. Sementara yang 15 kg itu beras pengadaan dalam negeri. Beras itu kan dapatnya dari Jawa Timur, Jawa Tengah kan pas di perjalanan juga sudah lama,” katanya.

Ditanya, apakah itu pengaruh karena beras tersebut terlalu lama disimpan di gudang Bulog, dia mengatakan tak ada pengaruhnya. “Kemasan kita memang 15 kg dan 50 kg. Kita juga tak menafikan, misalnya ada yang seperti itu. Kita kan urus ribuan ton, jadi satu dua karung ada yang seperti itu memang bisa saja,” ujarnya.

Jika menemukan hal yang demikian, dia berharap, agar masyarakat segera melaporkannya kepada pihaknya. “Kontak saja kesini nanti akan kita ganti. Itu kan sifatnya beberapa, ada memang satu dua karung. Beras itu kan lewat laut, masuknya dan keluar juga sudah disortir juga,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images