Seekor buaya sepanjang 2,5 meter masuk kampung dan menggegerkan warga Parit 15, RT 04, Dusun Bhakti Utama, Desa Karya Bhakti, Kec Rantau, Kab Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
Sekdes Karya Bhakti, Ngatijo, mengatakan sudah selama 7 hari ini dia bersama warga terus menjaga secara bergantian siang-malam buaya yang ditemukan itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Ngatijo, asda salah seorang warganya bermimpi bahwa buaya tersebut tidak boleh diganggu. Jika diganggu, maka akan muncul lagi buaya lain yang ukurannya jauh lebih besar.
‘’Kemarin salah satu warga kami melihat di ujung parit, bahwa ada seekor buaya melintang besar akan masuk ke parit ini. Kami bersama warga, malam Jumat Kemarin, sudah melakukan doa selamat atau tolak bala. Kemudian, mandi air kembang bersama-sama. Tapi, hingga saat ini kelihatanya belum ada reaksi apa-apa,’’ ungkap Ngatijo.
Ngatijo menjelaskan, sebenarnya pihak BKSDA Jambi tinggal menunggu konfirmasi dari warga. Jika warga minta buaya itu dibawa, maka BKSDA pun akan membawanya untuk diselamatkan.
‘’Namun, jika buaya itu dibawa, warga khawatir akan tertimpa musibah. Itulah yang kami takutkan di belakangan hari. Harapan kami, buaya ini datang sendiri dan bisa pergi sendiri,’’ ujar Ngatijo.
Lebih lanjut, Ngatijo meceritakan kronologis ditemukannya sang buaya. Pada 31 Maret 2013 buaya itu masuk ke parit pemungkiman warga sejauh sekitar 700 meter dari Sungai Batanghari. Yang pertama kali melihat buaya itu adalah salah seorang warga yang juga nelayan.
Temuan itu lalu dilaporkan kepada perangkat desa. Warga lalu bersama-sama mengusirnya ke Sungai Batanghari. 1 April 2013 esoknya, buaya itu masuk lagi ke parit. Malah, kali ini makin jauh yakni mencapai sekitar 900 meter.
‘’Kami diamkan. Pada hari ketiga, 2 April 2013, buaya itu naik 100 meter. Hari keempat tambah naik sekitar 800 meter. Hingga saat ini si buaya masih menetap dan belum pindah,’’ tutur Ngatijo.
Atas kesepakatan bersama, kejadian ini lalu dilaporkan kepada camat dan Polsek Rasau. Pantauan media ini di lokasi, posisi sang buaya kini sudah sekitar 3 Km dari Sungai Batanghari memasuki pemungkiman warga.(*)
Reporter : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.
Sekdes Karya Bhakti, Ngatijo, mengatakan sudah selama 7 hari ini dia bersama warga terus menjaga secara bergantian siang-malam buaya yang ditemukan itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Ngatijo, asda salah seorang warganya bermimpi bahwa buaya tersebut tidak boleh diganggu. Jika diganggu, maka akan muncul lagi buaya lain yang ukurannya jauh lebih besar.
‘’Kemarin salah satu warga kami melihat di ujung parit, bahwa ada seekor buaya melintang besar akan masuk ke parit ini. Kami bersama warga, malam Jumat Kemarin, sudah melakukan doa selamat atau tolak bala. Kemudian, mandi air kembang bersama-sama. Tapi, hingga saat ini kelihatanya belum ada reaksi apa-apa,’’ ungkap Ngatijo.
Ngatijo menjelaskan, sebenarnya pihak BKSDA Jambi tinggal menunggu konfirmasi dari warga. Jika warga minta buaya itu dibawa, maka BKSDA pun akan membawanya untuk diselamatkan.
‘’Namun, jika buaya itu dibawa, warga khawatir akan tertimpa musibah. Itulah yang kami takutkan di belakangan hari. Harapan kami, buaya ini datang sendiri dan bisa pergi sendiri,’’ ujar Ngatijo.
Lebih lanjut, Ngatijo meceritakan kronologis ditemukannya sang buaya. Pada 31 Maret 2013 buaya itu masuk ke parit pemungkiman warga sejauh sekitar 700 meter dari Sungai Batanghari. Yang pertama kali melihat buaya itu adalah salah seorang warga yang juga nelayan.
Temuan itu lalu dilaporkan kepada perangkat desa. Warga lalu bersama-sama mengusirnya ke Sungai Batanghari. 1 April 2013 esoknya, buaya itu masuk lagi ke parit. Malah, kali ini makin jauh yakni mencapai sekitar 900 meter.
‘’Kami diamkan. Pada hari ketiga, 2 April 2013, buaya itu naik 100 meter. Hari keempat tambah naik sekitar 800 meter. Hingga saat ini si buaya masih menetap dan belum pindah,’’ tutur Ngatijo.
Atas kesepakatan bersama, kejadian ini lalu dilaporkan kepada camat dan Polsek Rasau. Pantauan media ini di lokasi, posisi sang buaya kini sudah sekitar 3 Km dari Sungai Batanghari memasuki pemungkiman warga.(*)
Reporter : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.