MUARA TEBO – Bentrok berdarah kembali lagi terjadi di Tebo. Bentrokan ini terjadi antar masyarakat dan perusahaan perkebunan di sana. Catatan koran ini, di daerah yang dipimpin Bupati Sukandar tersebut, bentrokan sudah berkali-kali terjadi. Ini dipicu adanya klaim kepemilikan atas kepemilikan lahan perkebunan milik perusahaan oleh masyarakat.
Pada Januari 2012 lalu misalnya, bentrok berdarah terjadi. Waktu itu, ratusan warga melakukan penyerangan terhadap aset perusahaan.
Diketahui dua mess karyawan, kantor, dua alat berat dibakar massa. Tidak hanya itu, satu karyawan juga ikut terbakar dalam aksi tersebut. Bahkan nyaris memakan korban jiwa.
Kemudian pada Bulan Agustus 2012 lalu aksi pembakaran camp milik perusahan perkebunan itu juga terjadi pada malam harinya namun tidak diketahui siapa pelaku pembakaran itu.
Sabtu (6/4) bentrokan itu kembali lagi terjadi. Kejadian di desa Sungai Salak tersebut, terjadi sekitar sekitar pukul 15.00 WIB. Akibat kejadian itu tiga orang dikabarkan mengalami luka, 1 unit mobil dan 2 alat berat dirusak, serta 1 kantor mengalami kerusakan.
Menurut informasi yang dirangkum harian ini kemarin, tiga orang yang mengalami luka adalah Mr (50) dan Dt (30) warga Dusun Tuo, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, dan karyawan perusahaan.
Dan satu orang Ng (40) dari pihak petani. Tidak hanya itu, perusahaan juga dilaporkan mengalami kerugian material, berupa 1 unit mobil Ranger, 2 unit alat berat, dan 1 kantor tempat penyimpanan dokumen.
Bentrok bermula ketika petani mengaku mendapat surat mandat dari Bupati Tebo mendirikan camp di lokasi Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Kantor perusahaan perkebunan itu.
Setelah camp berdiri, sejumlah petani sedang berkumpul, security bermaksud menegur para petani itu. Namun hal ini justru memicu emosi, sehingga bentrok antara kedua belah tak terhindarkan.
Akibatnya mengalami luka serius, dua karyawan perusahaan dilarikan ke rumah sakit. Sementara korban dari pihak petani hanya mengalami luka ringan dan dirawat di tempat kejadian.
Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan, sejumlah anggota TNI dan Polisi diturunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hingga kemarin (7/4) sejumlah anggota masih berada di lokasi.
Sementara itu, Kapolres Tebo AKBP Zainuri yang dikonfirmasi via ponselnya, semalam, mengatakan, saat ini suasana di lokasi sudah mulai kondusif. Tidak ada lagi pertikaian antara kedua belah pihak.
‘’Kita sudah memediasi kedua belah pihak untuk bermusyawarah, ternyata masyarakat menyambut baik, dan saat ini lokasi sudah aman dan sangat kondusif,’’ ujar Kapolres.
Namun demikian, Kapolres mengatakan, aparat kepolisian masih tetap di-standby-kan di lokasi. ‘’Ini untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,’’ pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)
Pada Januari 2012 lalu misalnya, bentrok berdarah terjadi. Waktu itu, ratusan warga melakukan penyerangan terhadap aset perusahaan.
Diketahui dua mess karyawan, kantor, dua alat berat dibakar massa. Tidak hanya itu, satu karyawan juga ikut terbakar dalam aksi tersebut. Bahkan nyaris memakan korban jiwa.
Kemudian pada Bulan Agustus 2012 lalu aksi pembakaran camp milik perusahan perkebunan itu juga terjadi pada malam harinya namun tidak diketahui siapa pelaku pembakaran itu.
Sabtu (6/4) bentrokan itu kembali lagi terjadi. Kejadian di desa Sungai Salak tersebut, terjadi sekitar sekitar pukul 15.00 WIB. Akibat kejadian itu tiga orang dikabarkan mengalami luka, 1 unit mobil dan 2 alat berat dirusak, serta 1 kantor mengalami kerusakan.
Menurut informasi yang dirangkum harian ini kemarin, tiga orang yang mengalami luka adalah Mr (50) dan Dt (30) warga Dusun Tuo, Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto Ilir, dan karyawan perusahaan.
Dan satu orang Ng (40) dari pihak petani. Tidak hanya itu, perusahaan juga dilaporkan mengalami kerugian material, berupa 1 unit mobil Ranger, 2 unit alat berat, dan 1 kantor tempat penyimpanan dokumen.
Bentrok bermula ketika petani mengaku mendapat surat mandat dari Bupati Tebo mendirikan camp di lokasi Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Kantor perusahaan perkebunan itu.
Setelah camp berdiri, sejumlah petani sedang berkumpul, security bermaksud menegur para petani itu. Namun hal ini justru memicu emosi, sehingga bentrok antara kedua belah tak terhindarkan.
Akibatnya mengalami luka serius, dua karyawan perusahaan dilarikan ke rumah sakit. Sementara korban dari pihak petani hanya mengalami luka ringan dan dirawat di tempat kejadian.
Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan, sejumlah anggota TNI dan Polisi diturunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hingga kemarin (7/4) sejumlah anggota masih berada di lokasi.
Sementara itu, Kapolres Tebo AKBP Zainuri yang dikonfirmasi via ponselnya, semalam, mengatakan, saat ini suasana di lokasi sudah mulai kondusif. Tidak ada lagi pertikaian antara kedua belah pihak.
‘’Kita sudah memediasi kedua belah pihak untuk bermusyawarah, ternyata masyarakat menyambut baik, dan saat ini lokasi sudah aman dan sangat kondusif,’’ ujar Kapolres.
Namun demikian, Kapolres mengatakan, aparat kepolisian masih tetap di-standby-kan di lokasi. ‘’Ini untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,’’ pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)