iklan
Warga RT 5 Perumahan Wisma Bunga, Kelurahan Kenali Besar,  Kota Jambi, kembali mengeluhkan masalah limbah dari rumah Sakit Jiwa Jambi.

Salah satu warga Rt 50 Wak Udin mengatakan,  akibat hujan deras yang turun di Kota Jambi, kemarin, air yang berbau seperti obat-obatan mengalir deras ke pemukiman warga, sehingga aktivitas warga menjadi terganggu.

‘’Akibat adanya limbah yang datang dari RSJ,  warga menjadi terganggu aktivitasnya. Kemarin ketika hujan deras datang ketinggian air mencapai hingga 25 cm,” ungkapnya.

Masalah limbah air ini,  katanya, sudah sejak tahun lalu dibahas, akan tetapi hanya janji saja dari pihal RSJ dan tidak ada realisasinya.

‘’Hingga saat ini warga masih meragukan solusi yang diberikan oleh pihak RSJ,”bebernya.

Di Perumahan Wisma Bunga terdapat sekitar lebih dari 10 kepala keluarga yang terkena limbah tersebut. ‘’Walau pun air yang datang hanya sebentar atau banjir sesaat saja, namun apabila ini sering terjadi pada musim penghujan, tentu warga yang ada sekitar sangat terganggu,”katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama RSJ Daerah Jambi, Hernayawati ketika dikonfirmasi mengakui kejadian ini sudah berkali-kali terjadi. Masalahnya, Hernayawati mengatakan yang membuat jebol tembok itu adalah air hujan, sementara parit untuk air hujan keluar belum ada.

“Ini sudah sering terjadi. Solusinya adalah akan dibuat parit yang lebih besar untuk menampung air hujan dan mengeluarkannya,” terang Hernayawati.

Lanjut Hernayawati, parit yang dimiliki oleh RSJ adalah parit untuk mengalirkan air limbah yang sudah diolah. Dialirkan melalui gorong-gorong di bagian lain dari sisi RSJ. “Ada parit, tapi untuk air limbah setelah diolah oleh mesin IPAL dan masuk ke kolam retensi. Itu ukurannya ya sesuai dengan keperluan RSJ. Nanti dialirkan melalui paralon,” sebutnya.
--batas--
Sedangkan untuk parit prnampung air hujan ini sendiri, pihaknya harus berkoordinasi dengan pihak PU Provinsi. Karena untuk pengadaan drainase lingkungan. Disebutkan dengan hasil pertemuan dengan warga sebelumnya, Hernayawati mengatakan memang belum tuntas. Karena untuk rehap butuh proses dan tidak bisa sekaligus.

RSJ, katanya, hampir memiliki luas 10 hektar. Dan untuk perbaikan pagar tidak bisa sekaligus, begitu juga dengan parit. Usulan itu masuk untuk APBD 2014, dan hingga saat ini prosesnya masih berjalan.

“Sekarang lagi proses lelang, ini kan uang negara tidak bisa langsung-langsung saja,” tukasnya. Untuk perbaikan pagar sendiri, tahun ini hanya akan dilakukan sepanjang 195 meter. Kemudian parit sepanjang sekitar 250 meter.

Terkait dengan sumur warga yang teremar, Hernayawati mengatakan sumur warga di RT 12 terletak 10 meter dari kolam retensi. Dia juga tak habis pikir kenapa bisa tercemar. Karena, kolam retensi tersebut merupaka kolam yang menampung air yang sudah diolah oleh mesin IPAL.

“Air disana bukanlan air limbah langsung, karena sudah diolah. Di kolam retensi itu ada ikan yang hidup, dan ada kangkung juga. Tapi kita serahkan ke BLHD untuk menentukan kenapa bisa dikatakan teremar,” tandasnya.



sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images