iklan PANEN: Bupati Tanjabtim, H Zumi Zola Zulkifli dan istri saat memanen sayuran.
PANEN: Bupati Tanjabtim, H Zumi Zola Zulkifli dan istri saat memanen sayuran.
MUARASABAK , Tiga tahun berjalan memimpin Kabupaten Tanjab Timur, program pembangunan yang digulirkan duet Zumi Zola Zulkifli dan Ambo Tang, dipenuhi dengan kreasi  unik. Selain alat berat excavator dan bantuan pompong,  keduanya juga meluncurkan Gertak Tanpa Dusta (Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Setahun).  

Ini adalah program yang menggiatkan petani untuk kembali menanam palawija. Petani dihimbau untuk tidak lagi mengalihkan fungsikan lahan pertanianya ke tanaman sawit. Tujuannya  jelas ! Mengembalikan kejayaan Tanjab Timur sebagai lumbung pangan di Provinsi Jambi.

Pemerintah daerah dan DPRD setempat  telah menyiapkan kebutuhan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 17.000 hektar. Serta lahan   cadangan pangan seluas 4000 hektar. Untuk mendukung persiapan tersebut diterbitkan Ranperda  Nomor 15 tahun 2012, tentang rencana tata ruang wilayah Tanjab Timur dari 2012 – 2032. Ranperda ini telah disahkan menjadi Peraturan Daerah.

Setelah ditetapkannya lahan pertanian berkelanjutan, pemerintah kabupaten akan memberikan stimulan bagi petani. Serta paket kebijakan pendukung lainnya guna menjaga konsistensi dan peningkatan produktivitas lahan pertanian.

Awal tahun 2000-an pertanian Tanjab Timur menginjak masa jayanya. Hasil panen padi yang berlimpah berhasil menempatkan daerah “Sepucuk Nipah Serumpun Nibung” ini sebagai .  enghasil beras utama di Provinsi Jambi. Bahkan sekitar 25 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah ini berasal dari sektor pertanian. Zaman itu, produksi padi menghasilkan 136.800 ton gabah kering giling atau setara dengan 88.923 ton beras dari lahan seluas 47.174 hektar.
--batas--
Namun kegemilangan sektor pertanian tersebut jauh menurun di  tahun 2010-2011. Tahun 2010 hasil produksi padi hanya mencapai 113.956 ton. Hasil tersebut terus berkurang di tahun 2011 yang hanya menghasilkan 108.319 ton. Penyusutan ini sejalan dengan terus menyempitnya luas areal sawah. Saat ini Kabupaten Tanjab Timur hanya memiliki areal sawah produktif 31.005 hektar.

Dalam 10 tahun terakhir, Tanjab Timur ‘kehilangan’ 5.000 hektar lebih dari  lahan pertanian. Rata-rata setiap tahunnya pertanian kehilangan 4 persen lahan. Padahal potensi lahan pertanian yang dimiliki daerah ini mencapai  88.787 hektar. Dari keseluruhan lahan yang dimiliki ini, sawah pasang surut seluas 84 ribu hektar, rawa atau lebak seluas 355 hektar dan tegalan seluas 4 ribu hektar.

Pengalihan fungsi lahan yang paling drastis terjadi antara tahun 2008 – 2009, saat harga tandan buah segar (TBS) sawit meroket hingga Rp 1.500 – Rp 1.800 per kilogram. Harga sawit yang melambung ini memancing petani mengubah haluan olahannya. Dan berpaling untuk membuka kebun sawit. Saat ini luas kebun sawit di Tanjab Timur mencapai 22.044 hektar. Naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2010, dimana luas kebun sawit masih 14.389 hektar.

Dan kini, secara perlahan, lahan pertanian di Tanjab Timur mulai menghijau lagi. Petani kembali  bergiat mengisi lahannya dengan beragam palawija. Panen raya padi dibeberapa wilayah sudah Memetik hasil. Termasuk juga panen sayur dan cabai di beberapa tempat terus bergantian memetik hasil.  “Ini pertanda bagus. Mudah-mudahan kita bisa mengembalikan daerah ini sebagai lumbung pangan,” harap Zumi Zola suatu ketika dihadapan petani di Simbur Naik.

Namun perlu dicatat,  keinginan untuk meningkatkan hasil pangan ini, bukan berarti bupati menutup pintu  untuk pengembangan sektor perkebunan.  Bidang perkebunan tetap digarap, namun mengacu kepada tata ruang yang telah ditetapkan. Bahkan belum lama ini, Zumi Zola telah menjanjikan penyediaan lahan seluas 7.000 hektar untuk digarap PTPN VI Jambi dalam hal  pengembangan perkebunan sawit.(ADV)

Berita Terkait



add images