iklan
Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Jambi ke 44 akan digelar di Kota Jambi, 21-27 Mei 2014 mendatang. Setiap ada even besar yang dilaksanakan, pasti akan menyisakan banyak persoalan.

Mulai dari hal terkecil hingga persoalan-persoalan besar kerap kali muncul pasca kegiatan berakhir. Bahkan tidak pula jarang panitia pelaksana harus terjerat pidana dan meringkuk di tahanan. Alangkah malunya jika ajang ini memudarkan nilai-nilai yang sesungguhnya ingin dicapai pada perhelatan MTQ.

Dengan pengalaman yang sangat memadai, harapan besar untuk terlaksananya MTQ tingkat Provinsi Jambi yang sukses tidak pula mustahil. Sebanyak 43 kali MTQ yang telah sukses dilaksanakan, tidak mungkin dari tahun ke tahun, efek positif semakin menurun.

Efek positif pelaksanaan MTQ harus dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya di saat pelaksanaan saja, melainkan tertanam semangat Qur'ani pada semua lapisan masyarakat di Provinsi Jambi.

Even yang digelar rutin setiap tahun ini harus dijadikan sebagai moment yang baik untuk menggelorakan semangat membaca Al-Qur'an. Selain itu juga akan berdampak positif pada perwujudan kesejahteraan masyarakat seutuhnya.

Untuk mewujudkan harapan itu, MTQ perlu dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menggelorakan semangat seluruh insan muslim untuk semakin getol membaca dan mempelari Al-Qur'an.

Sebuah harapan, dengan dilaksanakannya MTQ ini, akan lahir pribadi dan generasi Qur'ani. Dalam kalimat lain, pribadi dan generasi yang menjunjung nilai-nilai moral.  Seiring dengan hal itu, akan terwujud pula negeri yang Qur'ani. Agar seiring pembangunan negeri ini dengan perdaban nurani.

 

Momentum Kerukunan Umat Beragama


Banyaknya baleho pelaksanaan MTQ dengan gambar masing-masing tokoh agama yang mendampingi Walikota Jambi SY Fasya, merupakan gambaran nyata bahwa pelaksanaan MTQ ke 44 tingkat Provinsi Jambi juga dijadikan momentum kerukunan umat beragama.

Perubahan besar kerukunan umat beragama di Provinsi Jambi akan segera dicapai apabila semangat kerukunan selalu dijunjung tinggi. Di Ambon contohnya, mampu menyatukan keberagaman menjadi sebuah kerukunan, keraguan masyarakat Indonesia akan terlaksananya MTQ yang sukses dijawab langsung dengan dibukanya MTQ tersebut oleh Presiden RI. MTQ itupun dilaksanakan berkat kerjasama dan bersatunya semua umat beragama untuk mensukseskan MTQ tersebut.

Semua pihak harus memahami ajang MTQ ini bukanlah hanya sebatas unjuk kebolehan membaca Al-Qur'an dan kemampuan lain, tapi harus berdampak jauh lebih dari itu.  MTQ juga harus bisa mengubah peradaban, untuk menjawab tuduhan bahwa Islam selalu menyelesaikan masalah dengan kekerasan dan konflik.

MTQ yang tidak hanya dilihat dari sisi gegap gempita dan berapa banyak kembang api yang dihabiskan untuk malam pembukaan, namun yang paling penting adalah menggali potensi yang ada di dalam Al-Qur'an itu sendiri, dan diaktualkan dalam kehidupan sehari-hari untuk dijadikan pedoman hidup.

Umat beragama di Jambi sudah bertekad untuk bekerjasama menyukseskan MTQ ini, tekad yang bulat tersebut merupakan gambaran kebersamaan dalam keberagaman dari berbagai suku agama, ras yang ada.

Kerukunan ini diharapkan dapat langgeng, agar tidak ada lagi aksi kekerasan yang dilatarbelakangi konflik umat beragama di Provinsi Jambi.  Kehidupan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan akan mengantarkan kita semua menjadi masyarakat yang bermartabat.

 
Semoga tak Ternodai


Perhelatan besar MTQ tingkat Provinsi Jambi yang ke 44 ini semoga tidak ternodai oleh hal-hal yang tidak diinginkan. Sukses penyelenggaraan tanpa menyisakan banyak masalah merupakan harapan semua masyarakat Provinsi Jambi, terutama warga muslim di Provinsi yang kita cintai ini.

Adanya serentetan kasus yang melanda panitia pelaksana kegiatan di Provinsi Jambi ini harus dijadikan pelajaran berarti bagi panitia pelaksana MTQ. Memang belum ternodai sejauh ini, ke depan nodai itu juga diharapkan tidak hinggap di kepanitiaan MTQ ini agar sejarah baru tidak tercatat pada even MTQ.

Selain persoalan tersebut, ada lagi persoalan lain yang juga harus dihindari. Misalnya noda yang hinggap di perhelatan MTQ tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Sejumlah pihak menilai, jumlah hadiah yang diberikan kepada peserta yang berprestasi seperti melecehkan pelantun ayat suci Al-Quran. Ungkapan itu keluar karena besaran hadiah yang diterima tidak lebih dari hadiah ringan yang diberikan para caleg saat menggelar kegiatan atau lebih kecil dari hadiah kontes ayam ketawa.

Noda yang seperti ini merupakan bentuk dari ketidakpedulian pemerintah daerah kepada qari-qoriah yang sudah bertarung untuk menjadi yang terbaik. Dan yang paling penting adalah untuk memotivasi generasi muda untuk menjadi generasi Qur'ani.

Di Jambi sepertinya tidak akan terjadi hal yang serupa. Memuliakan qari-qariah yang mendapatkan prestasi yang luar biasa tentu dipandang jauh lebih penting dari pada menghamburkan uang untuk pesta kembang api pada malam pembukaan. Kemeriahan pesta kembang api tidak akan mampu mengobati rasa kecewanya para qari-qariah yang berprestasi jika jerih payahnya tidak dihargai.

Kita semua berharap, pelaksanaan MTQ kali ini akan berjalan sukses, meriah tanpa ada noda sedikitpun yang akan menghilangkan makna MTQ itu sendiri. Pelaksanaan yang sukses akan mengembalikan makna hakiki MTQ.

MTQ pun diharapkan menjadi semangat membangun hubungan silaturahmi serta memperkokoh bangunan persaudaraan umat beragama yang akan berdampak positif pada peningkatan nilai dan moral masyarakat di Provinsi Jambi.

Pada masa yang akan datang, nilai-nilai pembangunan nurani harus menjadi fokus utama pembangunan bangsa, mengingat kondisi negara saat ini masih diwarnai oleh hadirnya berbagai permasalahan sosial masyarakat. Sukses MTQ ke 44 tingkat Provinsi Jambi .

Penulis adalah Anggota KDC dan Pelanta tinggal di Jambi.




Sumber : Jambi Independent

Berita Terkait



add images