iklan KEBUN KELAPA: Kebun Kelapa yang tidak produktif kembali digarap oleh Pemkab Tanjabbar.
KEBUN KELAPA: Kebun Kelapa yang tidak produktif kembali digarap oleh Pemkab Tanjabbar.
KUALATUNGKAL, Kepala Dinas Perkebunan melalui Kabid Perkembangan dan Produksi Ir Edi Daru, mengatakan, \saat ini tercatat 118,5 hektar lahan perkebunan petani yang rusak. Untuk mengurangi hal itu, Pemkab Tanjab Barat, menganggarkan dana sebesar Rp 700 jutaan, untuk program peremajaan areal kebun kelapa yang di 13 kecamatan di Tanjab Barat, diantaranya Kecamatan Kuala Betara, Bram Itam, Senyerang, Pengabuan.

‘’Karena Tanjab Barat merupakan sentra produksi kelapa. Apalagi, kelapa dalam petani di Tanjab Barat, umumnya dijual ke Lampung dan Jakarta, maka perlu dilakukan peremajaan kelapa. Soalnya,  tren permintaan kelapa bulat saat ini cukup tinggi. Dari Januari hingga April, permintaan kelapa bulat terus meningkat. Dan, harga kelapa bulat saat ini juga cukup tinggi dipasaran,’’ bebernya.


Dijelaskannya, kelapa bulat dihargakan Rp 700 di tingkat petani. Kenaikan dari harga dasar ii terjadi sejak April 2013. Kini harga kelapa bulat naik mencapai Rp 1.100 di tingkat petani. "Kami bersyukur karena harga kelapa bulat sekarang cukup tinggi. Jika petani ingin membawanya langsung ke pinggir jalan, harga kelapa bulat per buahnya bisa menjadi seharga Rp 1.600. Tetapi, jika hanya dikebun, harganya Rp 1.100 perbuah. Artinya, pendapatan petani kelapa saat ini juga semakin membaik," ungkapnya.


Berdasarkan data produksi kelapa dalam (kelapa yang tumbuh di lahan gambut dan aliran pasang surut) pada 2012 lalu, sebanyak, 59,359,4 ton. Dengan luas areal perkebunan kelapa 53 ribu hektar lebih. 53 ribu hektar lebih perkebunan kelapa. Dari jumlah yang ada itu, ditegaskan dia semua tersebar di beberapa Kecamatan yakni  Kecamatan Kuala Betara, Sebrang Kota, Senyerang, Bram Itam, Pengabuan serta Tungkal Ilir.


"Pemerintah pusat tahun ini membantu bibit. Sedangkan untuk sarana dan produksi (Sabrodi) dari APBD Tanjab Barat dibantu dana sebesar Rp 700 jutaan dan ditambah dana insentif untuk tebas tebang dan penanaman sekitar Rp 550 ribuan. Untuk tebas tebang Rp 200 ribu, pembuatan parit Rp 200 ribu, dan Rp 150 ribu untuk pembuatan lobang dan penanaman," cetusnya.


Terpisah, Kabid Produksi Disbun, Zulkifli,  menambahkan dari 53 ribu areal perkebunan kelapa dalam yang ada diTanjab Barat. Tak semua kebut tersebut menghasilkan produksi. "Tanaman yang belum menghasilkan (TBM) itu ada sekitar 5643,6 hektar, dan tanaman menghasilkan (TM) 38.839,3 hektar. Sedangkan tanaman tua dan rusak ada sekitar 118,5 hektar," tandasnya. (sumber: jambi ekspres).

Berita Terkait



add images