iklan RUSAK PARAH: Ruas jalan yang selalu dilalui oleh angkutan milik PT SKU.
RUSAK PARAH: Ruas jalan yang selalu dilalui oleh angkutan milik PT SKU.
MUARA BUNGO, PT Satya Kisma Usaha (PT SKU) hingga saat ini tak mengindahkan surat yang sudah dilayangkan pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Bungo. Pihak perusahaan ini diminta untuk tidak menggunakan jalan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengangkut TBS menuju Serajaya. Namun, hingga saat ini, pihak perusahaan belum juga membuat jalan alternatif untuk mengangkut TBS.

Akibatnya, jalan milik pemda untuk perekonomian masyarakat di tujuh dusun sepanjang 8 Kilo Meter (KM) rusak parah.  Yang lebih parahnya, pihak perusahaan juga tidak pernah memberikan dana  Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada masyarakat. Meskipun dana CSR itu sudah diatur dalam Undang-Undang (UU).


Untuk menindak lanjuti hal itu, kemarin (2/5), tokoh masyarakat dusun Candi dan Talentam bersama anggota dewan dari komisi II DPRD Bungo langsung mendatangi PT SKU. Kedatangan tokoh masyarakat yang didampingi anggota dewan ini menuntut beberapa poin yang seharusnya dipenuhi oleh PT SKU. Diantaranya, PT SKU harus memiliki jalan khusus, masalah pengeluaran dana CSR, dan masalah penyerapan  tenaga kerja.

Syarkoni Syam, wakil ketua DPRD Bungo yang hadir pada kesempatan itu meminta agar PT SKU membuat jalan alternatif. Kalau tidak,  perusahaan harus mengurangi tonase sesuai dengan standar beban badan jalan. “Meraka harus lakukan permintaan masyrakat ini,” katanya.

Apabila tidak, Syarkoni meminta kepada masyarakat dan pemuda untuk melakukan pemantauan pada jalan yang dilalui oleh perusahaan. Selain itu, dikatakan Syarkoni, perusahaan harus mengeluarkan dana CSR sesuai ketetapan UU 2,5 persen dari penghasilan. “Inikan sudah diatur jelas dalam Undang Undang,” pintanya.

Sementara itu, Rio dusun Talentam, Ismail mengatakan, sebelumnya, masyarakat dusun Talentam dan Candi  sudah melayangkan surat kepada pihak perusahaan agar tidak melewati jalan pemda yang semakin parah itu. Namun, hingga kini, tidak ada jawaban dari pihak perusahaan. “Masalah dana CSR sudah kita sampaikan juga, tapi juga tidak ada respon, maknya kami ajak anggota dewan ke sini,” pungkasnya. 

Jangankan mengeluarkan dana CSR, menurut Ismail, untuk membantu warga apabila ada acara saja, perusahaan juga tidak mau membantu. Dicontohkannya, setiap tahunnya dusun candi dan talentam ini mengadakan acara acara MTQ. Akan tetapi mereka sama sekali tidak membantu. “Meskipun kita mengajukan proposal, mereka hanya memberi bantuan sebesar Rp 500 ribu. Ini tidak wajar,” akunya.


Bahkan dikatakan Ismail, dengan bantuan hanya sebesar Rp 500 ribu itu, dirinya merasa sering terpojok di hadapan warga. “Kadang wargakan nanya, jangan-jangan saya sudah diberi uang oleh perusahaan, padahal tidak ada,” ujarnya lagi.


Hal yang senada juga dilontarkan oleh Indra, pemuda  dusun Candi pada kesempatan itu. Menurutnya, meskipun sudah bertahun-tahun PT SKU berdiri di Talentam ini, warga tidak mendapatkan konstribusi yang layak. “Tidak ada konstribusi dari PT SKU untuk kami. Kami hanya menghisap debu mobil mereka saja,” tegasnya.


Sementara itu, humas PT SKU mengakui bahwa PT SKU masih melewati jalan milik Pemda. “Itulah jalan satu-satunya yang kami lewati, untuk membangun jalan alternatif, kita pertimbangkan,” kilahnya.


Bahkan, PT SKU meminta kepada pemda untuk meningkatkan kualitas jalan agar kendaraan mereka bisa melewati dengan kapasitas tinggi. “Tuntutan ini akan menjadi catatan kami,” katanya.


Terkait masalah CSR, dikatakannya, memang jauh dari cukup, karena mengakomodasi beberapa desa. Seperti, Candi, Pekan Jumaat, Bedaro Tanah Tumbuh. "Tapi, kita sudah ada program untuk memberikan beasiswa kepada Siswa SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi,” akunya. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images