iklan KERACUNAN: Direktur RSUD Hamba Muarabulian, Dr Budi, bersama ibu Sekda 
Batanghari saat mengecek keadaan korban keracunan makanan.
KERACUNAN: Direktur RSUD Hamba Muarabulian, Dr Budi, bersama ibu Sekda Batanghari saat mengecek keadaan korban keracunan makanan.
MUARABULIAN, Memasuki hari ketiga puluhan warga yang menyantap nasi kotak usai acara Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT)  terus bertambah. Bahkan Senin pagi sekitar pukul 08.30 WIB,  sekitar 7 warga Kelurahan Teratai kembali masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif dari pihak rumah sakit.

Pantauan di RSUD Hamba Muarabulian kemarin, puluhan korban masih terbaring lemas diruang Zal dalam, Pasien masih terlihat mengalami mual pusing dan muntah. Semua pasien mengkonsumsi nasi Kotak yang berasal dari catering Wati.


Ulfa, salah satu korban keracunan nasi kotak mengungkapkan dirinya mengalami mual dan muntah setelah memakan nasi kotak dari orang tuanya yang dibawa usai menghadiri acara BKMT di pendopo rumah dinas Bupati Batanghari Jumat 10/05 kemarin. "Kami memakan nasi tersebut sekitar jam 18.00 sore, setelah kami menyatap nasi tersebut, pada malam harinya kepala terasa pusing, mual, muntah disertai buang air besar (BAB) cairan," ungkapnya.


Hal senada juga dikatakan Rina warga Pal 5 Lorong Jawa Kecamatan Muarabulian. Dia mengatakan dirinya mengkonsumsi nasi kotak itu pada pada malam hari bersama ibunya. Namun sekira pukul 03.00 subuh dini harinya dia mulai merasakan mual pusing dan muntah-muntah begitu juga dengan sang ibu. "Saya makan ayam di dalam nasi kotak yang dibawa ibu saya dari acara BKMT itu," sebutnya.


Direktur RSUD Hamba Muarabulian, Dr Budi, menginformasikan hingga saat ini sudah 39 pasien yang mengalami hal serupa dan sudah dirawat di rumah sakit. "39 pasien yang terdata di rumah sakit, sedangkan pasien yang ditangani Puskesmas juga ada,’’ sbeutnya.

Namun dirinya belum bisa memastikan apakah makanan yang disantap puluhan pasien merupakan zat beracun, sebab, saat ini pihak rumah sakit masih menunggu hasil uji laboratorium provinsi dari sample makanan yang dikirim. ‘’Kami masih menunggu hasil BPOM Provinsi Jambi. Jika hasil uji lab sudah keluar baru akan diketahui apakah makan tersebut mengandung zat beracun atau tidak," tegasnya.

Sementara pemilik Catering Wati, ketika dikonfirmasi mengakui bahwa menu yang ia hidangkan hari itu, berupa sayur taoco dan sambal ayam. Dia juga mengatakan dirinya sudah menjenguk pasien di rumah sakit dan akan membiayai pengobatan pasien, "Saya sudah berpesan kepada direktur rumah sakit, untuk biaya pengobatan pasien yang tidak memegang kartu Jamkesmas dan Jamkesda, jika benar dari hasil Uji Lab makanan saya mengadung racun, Saya akan bertanggung jawab atas kejadian ini," ujarnya. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images