MUARABULIAN, Korban keracunan nasi kotak saat acara Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) membludak. Memasuki hari keenam Rumah Sakit hamba Muarabulian sudah melayani pasien keracunan sebanyak 65 orang.
‘’Jumlah tersebut sudah termasuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Dari data sehari sebelumnya, korban keracunan Nasi kotak hanya berjumlah 39 orang, artinya dalam dua hari korban keracunan bertambah hingga 26 orang,’’ sebut Direktur RS Hamba Muara Bulian, dr Budi.
Dengan jumlah pasien yang membludak, katanya, pihaknya tetap memberikan pelayanan yang terbaik, sebab, setelah membludaknya pasien keracunan, tenaga yanga ada sudah mencukupi. “Tenaga dan ruangan yang ada dita optimalkan. Jadi dalam penanganan pasien tidak ada masalah,” sebutnya.
Namun, katanya, pihaknya memberi jangka waktu toleransi seminggu dalam menangaani masalah keracunan makanan. ‘’Setelah seminggu dikhawatirkan ada warga yang sengaja ingin memanfaatkan dibalik kejadian keracunan,’’ katanya.
Namun hingga kemarin, dirinya belum bisa memastikan apakah makanan yang yang tersaji dalam kotak tersebut merupakan zat beracun, ;;Sebab saat ini pihak rumah sakit masih menunggu hasil uji laboratorium, dan hasil laboratorium merupakan kewenangan Dinas Kesehatan,’’ tandasnya.
Nasi Kotak yang diduga mengandung zat beracun dibawah ibu-ibu sepulang dari pengajian BKMT di rumah dinas bupati Batanghari Jumat 10/05 kemarin. Nasi kotak bukan hanya dikonsumsi ibu-ibu yang mengikuti pengajian, namun anak-anak mereka dirumah juga mencicipi makanan itu, Alhasil anak-anak dari ibu pengajian juga ikut keracunan. Hal ini terbukti dengan jumlah pasien anak-anak yang mencapai 13 orang. (sumber: jambi ekspres)
‘’Jumlah tersebut sudah termasuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Dari data sehari sebelumnya, korban keracunan Nasi kotak hanya berjumlah 39 orang, artinya dalam dua hari korban keracunan bertambah hingga 26 orang,’’ sebut Direktur RS Hamba Muara Bulian, dr Budi.
Dengan jumlah pasien yang membludak, katanya, pihaknya tetap memberikan pelayanan yang terbaik, sebab, setelah membludaknya pasien keracunan, tenaga yanga ada sudah mencukupi. “Tenaga dan ruangan yang ada dita optimalkan. Jadi dalam penanganan pasien tidak ada masalah,” sebutnya.
Namun, katanya, pihaknya memberi jangka waktu toleransi seminggu dalam menangaani masalah keracunan makanan. ‘’Setelah seminggu dikhawatirkan ada warga yang sengaja ingin memanfaatkan dibalik kejadian keracunan,’’ katanya.
Namun hingga kemarin, dirinya belum bisa memastikan apakah makanan yang yang tersaji dalam kotak tersebut merupakan zat beracun, ;;Sebab saat ini pihak rumah sakit masih menunggu hasil uji laboratorium, dan hasil laboratorium merupakan kewenangan Dinas Kesehatan,’’ tandasnya.
Nasi Kotak yang diduga mengandung zat beracun dibawah ibu-ibu sepulang dari pengajian BKMT di rumah dinas bupati Batanghari Jumat 10/05 kemarin. Nasi kotak bukan hanya dikonsumsi ibu-ibu yang mengikuti pengajian, namun anak-anak mereka dirumah juga mencicipi makanan itu, Alhasil anak-anak dari ibu pengajian juga ikut keracunan. Hal ini terbukti dengan jumlah pasien anak-anak yang mencapai 13 orang. (sumber: jambi ekspres)