iklan Darman Wijaya
Darman Wijaya
Kehadiran Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan di Ballroom Novita Hotel, Sabtu (18/5) lalu cukup menarik simpati warga Tionghoa yang ada di Jambi. Ratusan pengusaha dan warga Tionghoa yang tergabung dalam wadah Yayasan Kesejahteraan Sentosa (YKS) menghadiri acara  yang bertajuk “Dialog Temu Dahlan Iskan bersama Pengusaha dan Warga Tionghoa Jambi”

Dalam sambutannya, Darman Wijaya yang merupakan Wakil Ketua Yayasan Kesejahteraan Sentosa (YKS) yang berdiri sejak tahun 1991 ini mengatakan, bahwa eksistensi warga tionghoa yang ada di Jambi sudah ada sejak 200 tahun lalu. Hal ini dapat dilihat dari data  monumen  klenteng di Sungai Maram yang didirikan sejak tahun 1802 dan salah satu penamaan wilayah yang ada di Jambi yakni Thehok. “Thehok merupakan salah satu sosok pengusaha Tionghoa yang ada di Jambi yang menetap di wilayah tersebut dulunya. Saat ini masih ada generasi kelimanya almarhum Thehok yakni Suprianto Kang,” paparnya.


Menurutnya, warga Tionghoa yang saat ini menetap di Jambi ada sekitar 150.000 jiwa, yang merupakan 5 persen dari penduduk Jambi yang berjumlah 3 juta orang. Sebagian besar warga Thiongha terpusat di Kota Jambi dengan total 80 ribu orang atau sekitar 12 persen dari penduduk Kota Jambi 700 ribuan.  


“Dengan persentase tersebut warga Tionghoa juga turut berkontribusi dalam pembangunan di  Wilayah Jambi. Jika dilihat warga Tionghoa memang sebelumnya mayoritas bergerak dibidang perdagangan. Namun untuk saat ini seiring perkembangan waktu sudah merambah ke bidang usaha seperti karet, sawit,kontraktor, swalayan, mall, pendidikan,  perhotelan, property, peternakan dan lain-lain,” ungkapnya.


Semua itu, lanjut Darma Wangsa merupakan wujud kontribusi warga Tionghoa untuk memajukan Indonesai dan secara khusus memajukan Jambi. “ Kami warga Tionghoa yang mayoritas pedagang hampir dimana saja. Tekad kami adalah untuk memajukan Jambi karena kami adalah bagian dari Jambi,” jelasnya.


Dalam dialognya, Dahlan Iskan yang juga memiliki kefasihan dalam berbagasa Tionghoa ini memberikan semangat bagi warga Tionghoa agar terus bersama membangun perekonomian Jambi yang lebih baik. “Hanya penduduk Jambi yang bisa membuat Jambi lebih baik,” ungkapnya.


Ia bilang, Jambi memiliki potensi yang besar untuk maju karena diapit oleh 2 wilayah yang maju yakni Palembang dan Pekanbaru. Dahlan mencontohkan, dalam kurun waktu 10 tahun,Palembang yang merupakan provinsi terdekat dari Jambi memiliki kemajuan yang sangat pesat. Begitu pula dengan Pekanbaru.


Apabila Jambi tidak berusaha mengejar ketertinggalannya maka besar kemungkinan sumber daya yang ada di Jambi akan di sedot dengan wilayah sebelah. Untuk itu, warga tionghoa sebagai  masyarakat Jambi memiliki peran penting dalam membangun Jambi untuk menjadi lebih baik nantinya.


Usai  memberikan pengarahan, Dahlan Iskan memberikan kesempatan kepada pengusaha tiongha yang ingin bertanya tentang kebijakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Indonesia.   


Uang Suwandi, salah satu pengsuha Tiongha di Kota Jambi, meminta kepada Dahlan Iskan agar perizinan investasi dipermudah dan diberikan insentif kepada investor. Selain itu, dia juga meminta agar pelabuhan Samudra di Ujung Jabung segera dibangun agar pengusaha lebih konsen serta meminta bunga kredit diturunkan.


Sementara Usman, mempersoalkan tidak  maksimalnya operasional pelabuhan talang duku  karena  terganggu tinggi  jembatan Muarasabak hanya 12 meter sehingga kapal tidak bisa lagi masuk Jambi. Parahnya, jika bersandar di pelabuhan Muarasabak,  infrastruktur dan  transportasi belum mendukung.  Menanggapi pertanyaan pengusaha, Dahlan Iskan dengan singkat dan tepat menjawab satu persatu pertanyaan para pengusaha. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images