iklan
Kondisi kurang mengenakkan dirasakan oleh Dosen Luar Biasa (DLB) dan tenaga honorer di kampus biru, Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi. Hal ini diketahui berdasarkan pengakuan beberapa sumber harian ini.

Salah satu DLB yang meminta namanya disamarkan mengatakan, honor mereka mengajar selama 1 semester ke belakang tak dibayarkan pihak institut. Dia mengatakan, honor yang tak kunjung dicairkan itu sejak tahun 2013 lalu. "Memang benar honor kami belum dibayarkan. Selama satu semester dari 2012 kemarin belum dibayarkan. Ini sudah mau masuk semester baru," ungkapnya.


Dia mengaku memang belum mempertanyakan secara langsung apa alasan belum dibayarkannya honor mereka itu kepada pihak institut. Dia tak mengetahui pasti apa penyebab belum dibayarkannya honor mereka tersebut. "Alasannya kita tak tahu pasti. Katanya bendahara, anggaran kita di bintang di pusat," ungkapnya.


Dia menyebutkan, dari isu yang didengarnya di dalam internal kampus, anggaran yang ada habis untuk membayar hutang dari periode rektor sebelumnya."Katanya, alasannya katanya tahun kemaren banyak hutang zaman pak Mukhtar. Namun itu sebenarnya tak berkaitan. Anggaran tahun ini kan diajukan tahun lalu, kok jadi alasannya kesana," ujarnya.


Disebutkannya, bukan hanya DLB yang belum mendapatkan honor. Namun, semua gaji karyawan honorer yang mengawas ujian di setiap fakultas belum lama ini juga tak ada yang cair. Namun, katanya, gaji untuk pegawai tetap sudah dibayarkan. "Pegawai tetap yang gaji pokoknya sudah dibayar. Insentifnya belum dibayarkan," tukasnya.


Ditanya soal bagaimana tata cara penghitungan honor itu? Dia mengatakan, honor itu dihitung per tatap muka per kelas, bukan per SKS. Lalu, apakah jadwal mengajar untuk tahun ajaran baru sudah ada lagi untuknya? Dia mengatakan belum. "Ini baru ujian semester belum ada keluar jadwal baru," ungkapnya.


Sumber lainnya mengatakan hal yang sama. Namun, dia enggan memberikan banyak keterangan soal ini. Tetapi, dia mengakui memang honor dia belum diberikan. "Memang gaji kami belum dibayarkan," kata salah satu tenaga honorer ini singkat.


Sementara itu, Sri Rezeki, bendaharawan Institut yang berhasil dikonfirmasi harian ini membenarkan hal ini. Namun dia menolak jika terlambatnya pembayaran honor ini disengaja oleh pihaknya. "Kita bukan sengaja tak membayar gaji mereka. Untuk apa kita mempersulit dan tak ada untungnya bagi kita. Mereka mengajar juga kan tak enak kan jauh, capek," ujarnya.


Dia mengatakan, keterlambatan ini bukan hanya terjadi di kampus biru saja. Akan tetapi, hal serupa juga terjadi di seluruh Indonesia. "Ini se Indonesia, bukan kita saja," sebutnya.

Ditegaskannya dalam kesempatan itu, jika honor untuk DLB dan pegawai honorer sudah dibayarkan. Ditanya kapan pembayaran dilakukan? Dia mengatakan sudah dilakukan sejak Selasa (4/6) lalu. "Kita sudah bayar untuk sekarang ini, sejak kemarin dibayarkan," katanya dikonfirmasi, Rabu (5/6).

Ditanya lagi, DLB dan honorer mengaku belum mendapatkan honor mereka. Soal ini, dia menjawab, bisa saja karena yang bersangkutan belum datang ke kampus untuk mengambil honornya. "Mungkin belum dibayar. Itu dibayar untuk satu semester. Tahun ajaran dengan akadmik kan beda, jadi mungkin orang tak mengerti," ujarnya.

Dia menjelaskan, memang terjadi keterlambatan dalam pembayaran honor bagi DLB dan tenaga honorer tersebut. "Ujian kan selesainya Februari, harusnya kita bayarkan pada Mei atau April anggaran berjalan awal tahun. Namun karena blokir bintang di pusat, yakni di Kementrian Keuangan, maka belum bisa dibayarkan," sebutnya.

Dia juga mengakui jika pembayaran honor tersebut tak dilakukan secara serentak. "Sudah diguyur namun tak serentak. Pembayarannya itu ke fakultas yang mengajukan berapa jumlahnya," katanya.

Ditanya berapa nilainya, dia mengaku tak mengetahui pasti. "Saya tak tahu pasti, satu dosen beda-beda. Ada aturan keuangannya," sambungnya.

Ditanya lagi kisarannya? Dia juga mengaku tak tahu. "Saya tak tahu persis karena bermacam-macam nilainya. Satu orang itu dihitung per tatap muka honornya untuk dosen luar biasa. Yang jelas sudah dilakukan pembayaran. Bahkan ada mereka yang sudah pinjam duluan, ngutang dulu kan biasa itu," katanya.

Ditanya lagi, berapa jumlah honorer dan dosen luar biasa di kampus biru saat ini, dia juga mengaku tak tahu. "Saya tak tahu pasti. Karena fakultas ada banyak. Jadi fakultas yang tahu. Pembayarannya tergantung per tatap mukanya. Kalau tatap muka tak cukup tak bisa bayar karena itu aturan dari pusat, departemen keuangan," tandasnya. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images