iklan <div class=
Pulau Berhala, Jambi. (sumber: jambiprov.go.id)
">
Pulau Berhala, Jambi. (sumber: jambiprov.go.id)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi memaparkan tiga kendala utama pengembangan kepariwisataan Jambi sehingga sektor pariwisata di provinsi tersebut saat ini tidak bisa berkembang.

Hal ini dikatakan Kabid Destinasi Budparprov, Guntur di Jambi, Sabtu, (27/7). "Setelah dianalisa secara seksama, kita berkesimpulan setidaknya ada tiga faktor utama yang menjadi kendala besar pengembangan kepariwisataan Jambi selama ini sehingga mengalami kemandegan," katanya.

Ia mengatakan, ketiga faktor minus tersebut adalah faktor SDM, faktor infrastruktur pendukung aksesibilitas, dan faktor perencanaan, sebagaimana dikutip dari situs beritasatu.com.

"Itu adalah faktor utama yang selanjutnya menyebabkan kemandegan pengembangan kepariwisataan selama ini, padahal Jambi memiliki potensi yang besar untuk bisa dikembangkan," ujar Guntur.

Kesimpulan tersebut, tambah dia, indikasinya adalah minusnya komunikasi antara Budparprov dengan Budpar kabupaten kota, tidak terawat atau terkelolanya objek-objek wisata yang dimiliki bahkan cenderung objek yang ada banyak yang sudah rusak.

Selain itu juga terindikasi dari tidak adanya aksesibilitas yang memadai, baik jalan darat maupun udara yang minus, hotel tidak tumbuh normal, kedai suvenir tidak berkembang, tingkat kunjungan wisatawan tidak terdata, dan keterlibatan masyarakat yang teramat kecil.

"Terutama Jambi tidak memiliki Rancangan Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) sehingga setiap upaya yang dilakukan senantiasa berjalan di tempat tanpa memberikan dampak positif yang berarti," ungkapnya.

Guntur mencontohkan keberadaan Kerinci sebagai magnitud utama kepariwisataan Jambi, hingga kini sama sekali tidak pernah mampu beranjak menjadi lebih baik meskipun di daerah tersebut telah memiliki program tetap nasional seperti festival peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang digelar setiap tahunnya.

Karena itulah, tambah dia, penataan kepariwisataan Jambi kedepannya harus dimulai dari ke tiga faktor utama tersebut yakni dimulai dari penataan perencanaan dengan menetapkan RIPPDA, lalu meningkatkan komunikasi antara lembaga, pembenahan infrastruktur, dan peningkatan kualitas SDM di lembaga kepariwisataan pemerintah.

"Kalau ketiga hal itu bisa dibenahi, maka saya berkeyakinan ke depan kepariwisataan Jambi akan bertumbuh kembang menjadi destinasi nasional baru bagi para wisatawan seperti halnya Bali, Sumbar, Danau Toba, Pasundan, Jogjakarta, Bunaken, Lombok, Raja Ampat Papua, dan daerah pariwisata lainnya," katanya.

Jambi sudah memiliki SDA dan potensi pariwisata yang lengkap dimulai dengan pesona alam, seni budaya, masyarakat dan keunikan-keunikan lainnya yang hampir kesemuanya belum terjamah secara profesional dan benar.

Di sisi lain, dia mengungkapkan perkembangan kepariwisataan di daerah lain dalam region Sumatera yang telah terjadi belakangan ini seperti Palembang Sumsel dengan ikonnya Bumi Sriwijaya, Babel, Riau dan bahkan yang terbaru Bengkulu dengan ikonnya Bumi Raflesia hendaknya menjadi referensi acuan pula bagi jambi dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.

"Jambi pantas menyandang ikon 'Negri Proto-Malay' karena itulah kekhasan utama yang dimiliki Jambi saat ini dengan keberadaan Kerinci yang elok dan merupakan negeri Proto-Melayu yang masih terus bertahan dengan keunikannya hingga kini," tegas Guntur.


sumber: beritasatu.com

Berita Terkait



add images