iklan Paridah (45), salah seorang ibu rumah tangga yang memproduksi kue lebaran.
Paridah (45), salah seorang ibu rumah tangga yang memproduksi kue lebaran.
Menjelang Idul Fitri 1433 H pembuat kue mulai kewalahan melayani pesanan. Paridah (45), salah seorang pembuat kue, warga jalan Damai, Kel Val V, Kec Kota Baru, Jambi, mengaku sejak dua minggu sebelum Idul Fitri sudah disibukkan dengan memenuhi pesanan kue lebaran dari warga.
 
Kue lebaran yang dia buat terdiri atas 7 model, rasa, dan warna, yaitu jenis kue nastar, kue kacang, kue salju, coklat kernang, emping, coklat mesiseres, dan keju. Tahun ini pesanan kue lebih banyak daipada tahun lalu. Yang paling banyak diminati adalah kue coklat mesiseres dan kue nastar. Kedua kue ini, menurut Paridah, selain rasanya enak dan terlihat cantik, juga unik dan menarik. 
 
Saking membludaknya pesanan, sampai-sampai puluhan pesanan terakhir terpaksa ditolaknya, lantaran khawatir tak bisa memenuhinya sesuai target waktu. Soalnya, dalam proses pembuatan kue lebaran ini dia masih kekurangan tenaga dan peralatan. 
 
Saat ini Paridah sedang membuat kue lebaran untuk 50 orang pemesan.  Mereka rata–rata warga Seberang dan Kota Jambi. Kue nastar dilabel dengan harga bervariasi antara  Rp 90.000 – Rp 60.000/Kg. 
 
Menurut Paridah, patokan harga sangat tergantung pada rasa dan bahan yang digunakan. Meskipun bentuknya sama, tapi rasanya lain, tentu lain pula harganya. Usaha rumahan yang bersifat musiman ini sudah ditekuninya selama 4 tahun dan hanya berlangsung selama bulan suci Ramadan. 
 
Tiap akhir Ramadan, ibu dua anak ini bisa meraup keuntungan hingga Rp 5 juta lebih. Usaha yang dia kelola ini mampu memperkerjakan 2 orang untuk membantunya. Dalam sehari, usahanya ini mampu memproduksi kue lebaran sebanyak 50 Kg hingga mencapai 100 Kg. 
 
Mengenai modal, dengan modal Rp 50.000 untuk membeli bahan, maka dia bisa membuat kue senilai Rp 90.000. Dengan kata lain, rata-rata dalam tiap 1 Kg kue dia mendapat keuntungan Rp 40.000. 
 
Kue yang dibuatnya memang untuk keperluan lebaran, bukan untuk dijual kembali oleh pemesannya. Paridah sebenarnya berencana mengembangkan usahanya ini menjadi lebih besar lagi, namun dia masih terkendala modal.(*)

Reporter  : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto. 

Berita Terkait



add images