Ribuan guru di provinsi Jambi belum S1. Baik itu guru yang masih aktif mengajar maupun guru yang mau pensiun. Data yang diperoleh koran ini, terbanyak guru yang belum S1 di kota Jambi 675 orang. Sementara menyusul di kabupaten Batanghari 438 orang. Sedangkan yang paling sedikit belum guru belum S1 di kabupaten Tebo hanya 68 orang.
WAJIB S1 SEBELUM 2015
1.-- Kota Jambi : 675 Guru
2.-- Batanghari : 438 Guru
3.-- Tebo : 69 Guru
4.-- Sungaipenuh : 80 Guru
5.-- Kerinci : 300 Guru
6.-- Tanjabtim : 100 Guru
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan guru dan dosen, paling lambat para guru ini harus menyelesaikan pendidikan S1-nya 2014 mendatang. Jika 2015 belum S1 juga maka akan dimutasikan dari kursi guru tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Rifa’i mengatakan, semua guru yang belum S1 yang ada di Kota Jambi sedang mengikuti perkuliahan melalui jalur Universitas Terbuka (UT). Dia menargetkan 2014, seluruh guru ini sudah S1 semua.
Terpisah, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Kota Jambi Adi Triono, mengatakan kebanyakan yang belum S1 tersebut ada yang berumur 48 lebih, dan ada yang baru diangkat pada tahun 2011 lalu.
“Pengangkatan tahun 2011 silam dari jalur umum sekitar 50 orang yang belum S1, selebihnya ada yang sudah berumur 48 tahun keatas, dan mereka umumnya telah mengikuti perkuliahan S1 dengan jalur UT,” kata Adi singkat.
Sedangkan di Batanghari, Kasi mutu Kepegawaian Tenaga Kependidikan, Harahap, mengatakan, jumlah guru yang belum memiliki ijazah sarjana hingga Desember 2012 mencapai 438 orang. Yaitu yang APBD tingkat 1, PGSD 309 orang, Paud 89 orang, dan APBD tingkat 2 SD 54 orang, TK 75 orang. “yang paling banyak dari PGSD, dan yang masih tahap penyelesaian saat ini yaitu 107 orang,” ujar Harahap.
Kadis PDK Drs Hadramin Nida, mengatakan, Guru yang belum sarjana diwajibkan untuk memiliki ijazah sarjana paling lambat tahun 2015. Ini sesuai amanat undang-undang guru dan dosen tahun 2005. “Semua guru wajib memiliki ijajah sarjana paling lama tahun 2015,” kata Hadramin Nida, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Batanghari.
Dari Tebo sendiri dilaporkan, sebanyak 69 guru di Kabupaten Tebo belum Srata I (SI) hal tersebut terbagi diberbagai jenjang pendidikan mulai dari SMP, dan SMA Sederajat.
Kabid Dikmen, Khoirul Ardani di Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora) mengatakan, saat ini dibidang SMA dan SMK sebanyak 28 guru, terdiri dari 6 guru SMK dan 22 guru SMA.
"Semua guru tersebut berstatus honor, dan tidak ada pegawai negeri sipil (PNS)" paparnya
Sementara itu kasi Dikdas, Abrar mengungkapkan, sebanyak 41 guru yang mengajar di Sekolah menengah pertama (SMP) belum SI. Sementara di Sekolah Dasar (SD) belum bisa kita pastikan pasalnya datanya belum ada, kemungkinan 3 tiga minggu mendatang baru kita data.
"Dari 41 guru tersebut, tiga diantaranya tamatan SMA yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), sementara sisanya terbagi di tamatan Diploma II, dan III, sedangkan untuk SD kita belum bisa memastikan, kemungkinan angka di bidang SD lah yang paling besar," tandasnya.
Sementara itu Wandi salah seorang staf dibidang perencanaan program memperkirakan ada sebanyak 500-an guru di Kabupaten Tebo yang belum SI
"Kita perkirakan ada sebanyak 500an guru yang belum SI, data tersebut berdasarkan peserta UT" Pungkas Windi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sungaipenuh, Syahrial Thaib mengatakan, rata-rata jumlah guru di Kota Sungaipenuh sudah S1. Menurutnya, kalau pun ada yang belum S1 guru itu masih kuliah atau guru yang akan pensiun tahun 2014 mendatang. "Sekarang kan guru kita ada yang kuliah di Universitas Terbuka, kuliah penyetaraan dan kuliah kerjasama dengan Unja," ujar Syahrial Senin (29/7) kemarin yang mengaku sedang dalam perjalanan menuju Jambi.
Dikatakannya, saat ini guru semua mengejar gelar S1 untuk sertifikasi guru. "Guru umur 50 tahun kebawah sudah S1 semua. Yang bakal pensiun mungkin ada yang tidak S1," katanya.
Ditanya berapa jumlah real guru di Sungaipenuh yang tidak S1 Syahrial Thaib mengaku tidak ingat. Namun dia memperkirakan 5 persen dari 1600 orang guru di Kota Sungaipenuh. "Perkiraan 5 persen dari seluruh guru," pungkasnya.
Di kabupaten Kerinci sendiri, ada sekitar 300 guru di Kabupaten Kerinci belum S1. Paling banyak guru yang belum S1 adalah guru SD.
Kepala Dinas Pendidikan Kerinci, Monadi mengatakan, rata-rata guru yang belum S1 itu adalah guru yang akan pensiun. "Guru-guru lama yang tidak mau ambil S1," ujarnya.
Menurutnya berdasarkan surat edaran Menpan dan BKN itu guru-guru yang belum S1 diberi batas waktu sampai 2015 agar S1. Kalau tidak, maka hak-haknya sebagai guru, seperti tunjangan fungsional dan sertifikasi tidak dapat. "Tetap jadi guru, tapi hak-haknya sebagai guru tidak dapat lagi," katanya.
Di Tanjabtim sendiri, dari 2005 guru yang berstatus PNS di Tanjab Timur, ternyata masih sekitar 5 persennya lagi yang belum Strata I (SI) atau sebanyak 100 orang lagi yang belum SI. Hal ini diungkapkan Kadisdik Tanjab Timur, Rahmat Derita melalui Kasi Ketenagaan, B. Simamora dikonfirmasi kemarin (29/7).
"Yang masih proses menuju jenjang SI sebanyak 16 persen guru," ujarnya.
Menurutnya, sebanyak 5 persen guru yang belum berstatus SI adalah guru yang masa mengabdinya akan segera habis atau memasuki masa pensiun. Sehingga bila guru tersebut disekolahkan ke SI maka akan dirasa sia-sia.
"Yang 5 persen adalah guru usur yang sekitar 2 tahun lagi pensiun," terangnya.
Dia menambahkan, dari tahun 2012 lalu pihaknya telah berupaya untuk menyekolahkan guru-guru yang belum berstatus SI, dengan perincian 25 guru yang disekolahkan adalah guru Porkes dan 25 guru lagi adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
"Selebihnya yang sekolah SI menuntut ilmi di Universitas Terbuka, yang didanai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi," jelasnya.
sumber: jambi ekspres