iklan
SAROLANGUN, Mengantisipasi dan melindungi para konsumen mengkonsumsi hewan ternak yang terkena penyakit yang dijual menjelang lebaran 1434 H, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sarolangun, membentuk tim pengawasan hewan potong.

‘’Pengawasan ini wajib dilakukan, sebab Sarolangun adalah perlintasan hewan ternak. Pengawasan akan dilakukan oleh tim yang beranggotakan sejumlah dokter hewan dan pihak terkait,’’ sebut Menurut Kepala Disnakan Sarolangun, Ir Gunawarman.

Dalam pengawasan, akunya, bukan hanya sebatas pemeriksaan dan pengawasan hewan ternak, namun juga termasuk kondisi penampungan, penyembelihan, serta lalu lintas hewan ternak terutama sapi dan kerbau. "Selain memantau penyakit ternak, kami memantau tatacara penyembelihan harus sesuai prosedur pemotongan dengan tatacara halal,’’ ujarnya.

Dikesempatan itu, ia meyakinkan kalau Sarolangun bebas dari peredaran daging oplosan dan daging gelonggongan. ‘’Di Sarolangun, daging oplosan dan daging gelonggongan dijamin tidak ada. Daging oplosan dan daging gelonggongan biasanya hanya ada di kota-kota besar. Selain itu, pembeli di Sarolangun biasanya lebih teliti,’’ tegasnya.

Ketika disinggung mengenai kemungkinan daging dioplos dengan daging babi, Gunawarman langsung membantah. Di Sarolangun memang banyak terdapat aktivitas perburuan babi, namun daging-daging babi dikirim khusus ke Sumatera Utara. Selain itu, ‘’Terdapat perbedaan mencolok antara daging babi dengan daging sapi atau kerbau, pedagang tidak mungkin berani melakukan itu,’’ tegasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images