iklan
Kinerja perekonomian Provinsi  Jambi pada semester 1 tahun 2013 mengalami pertumbuhan. Tercatat sejak bulan Januari hingga Juni tingkat pertumbuhan sebesar 7,84 persen jika dibandingkan dengan semester 1 di tahun lalu. Hampir semua sektor ataupun lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang positif.  Ranking  tertinggi laju pertumbuhan ekonomi Jambi pada semester ini disumbang oleh sector bangunan yakni sebesar 28,31.

Yos Rusdyansyah selaku kepala BPS Provinsi Jambi mengatakan tingginya pertumbuhan sektor bangunan juga didukung oleh finalisasi pembangunan bandara Sultan Thaha, Hotel Swissbell dan Aston, Menara Gentala Arasy, jembatan pedestarian, pendalaman sumur migas serta pembangunan perumahan.  “Jika dilihat sejak awal tahun terdapat banyak tumbuh bangunan baru baik dari perhotelan dan juga infrastruktur,” terangnya kemarin (2/8).

Kemudian sektor pertumbuhan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang besarannya mencapai 11,64 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan subsektor perdagangan yang mencapai 11,95 persen karena peningkatan penjualan kendaraan bermotor, disamping adanya even-even . “Pemilihan walikota dan juga even nasional Jamsinas yang diadakan beberapa waktu lalu cukup mendorong pertumbuhan subsektor hotel dan restoran,” ungkapnya.  

Pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada semester 1 tahun2013 juga meningkat sebesar 11,33 persen. hal ini diperkirakan adanya implementasi listrik pintar yang tercatat sudah lebih dari 40 ribu pelaggan rumah tangga.

Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian member andil untuk pertumbuhan negatif sebesar -0,27 persen. penurunan ini dikarenakan kinerja pertambangan dan penggalian diperkirakan oleh adanya penutupan beberapa sumur Petrocina dan moratorium soal pengangkutan batu bara.

Secara keseluruhan perekonomian provinsi jambi yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku sampai dengan semester 1 tahun 2013 mencapai Rp 40,5 miliar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 adalah sebesar Rp 10,6 miliar.

Sementara itu, setelah depresiasi Rupiah, lonjakan inflasi, defisit neraca dagang, kini giliran pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi.   

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sepanjang triwulan II 2013 tercatat naik 5,81 persen jika dibandingkan triwulan II 2012, lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan I yang mencapai 6,03 persen. 'Ini pertumbuhan terendah sejak 2010,'’ ujarnya kemarin (2/8).

Data BPS menunjukkan, Indonesia terakhir kali mengalami pertumbuhan cukup rendah pada triwulan III 2010. Ketika itu, ekonomi juga tumbuh persis 5,81 persen. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi triwulanan Indonesia terus melaju rata-rata di atas level 6 persen.

Secara nominal, besaran PDB jika diukur atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.210,1 triliun. Sedangkan jika diukur atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 689,9 triliun. Sementara itu, jika dihitung kumulatif sepanjang semester I 2013 dibanding semester I 2012 (c-to-c), ekonomi Indonesia tumbuh 5,92 persen.

Sumber: jambi ekspres

Berita Terkait